Berita

Ema Sumarna: Bebersih Bandung Harus Digelar Masif!

×

Ema Sumarna: Bebersih Bandung Harus Digelar Masif!

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Bebersih Bandung, yang dilakukan menjelang Hari Jadi ke-212 Kota Bandung (HJKB) 2022 lalu. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, BANDUNG – Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengingatkan seluruh pihak, untuk sama-sama menjaga semangat dan konsentrasi terhadap penanganan sampah.

Menurutnya, kegiatan Bebersih Bandung yang pernah dilakukan menjelang Hari Jadi ke-212 Kota Bandung (HJKB) 2022 lalu, merupakan kegiatan yang luar biasa dan perlu digaungkan kembali.

Ia meminta, para aparatur kewilayahan mulai dari camat, lurah, RW dan RT, agar menjaga kebiasaan baik ini terus berlangsung di level kewilayahan.

“Bebersih Bandung itu jangan hanya dilakukan saat HJKB saja. Saya minta seluruh aparatur kewilayahan 70 persen hadir di lapangan. Inventarisir apa saja yang menjadi kebutuhan terkait penanganan sampah ini,” ujarnya.

Ema juga berharap, capaian 154 Kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kota Bandung perlu dipertahankan, dan didukung dengan aksi nyata perilaku masyarakat.

5234
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

“Angka ini jangan sebatas di atas kertas. Harus real,” ujarnya.

Sebagai informasi, Pemkot Bandung sudah menggelar Sosialisasi Kang Pisman di 6 SWK Kota Bandung.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari momentum darurat sampah pasca Idul Fitri beberapa waktu lalu, yang kini sudah tertangani.

Selanjutnya, beberapa studi banding ke wilayah lain pun telah dilakukan. Seperti misalnya ke Kabupaten Banyumas, beberapa waktu lalu.

Di sana, Pemkot Bandung mempelajari inovasi Gibrik Mini dari Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Selain itu, Pemkot Bandung juga terinspirasi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), yang telah berjalan masif di Kabupaten Banyumas.

“Kita dengan Kabupaten Banyumas itu sama. Luasnya memang lebih luas, penduduknya sekitar 1,9 juta, masalahnya sama, perilakunya sama. Tapi dalam waktu beberapa bulan, beberapa tahun, mereka bisa (menangani masalah sampah). Perilakunya, dan mindsetnya bergeser. Di sana betul-betul bisa dikatakan sampah yang tadinya menjijikan, sudah mulai ditransformasi menjadi menjanjikan,” ujar Ema.

Sebagai penutup, Ema berharap, kehadiran inovasi penanganan sampah juga sejalan dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sejak di rumah.

“Dengan demikian, kita sama-sama bisa mewujudkan Kota Bandung sebagai kota nol sampah, kita harus optimis,” ucapnya.