Berita

Warga Malamoi Diimbau Jaga Kamtibmas Pasca Konferensi Sabalo

×

Warga Malamoi Diimbau Jaga Kamtibmas Pasca Konferensi Sabalo

Sebarkan artikel ini
Pertemuan masyarakat Malamoi pasca konferensi Sabalo yang difasilitasi oleh pemerintah kota Sorong di ruang anggrek lantai 2 kantor Walikota Sorong.

TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Masyarakat suku Moi atau Malamoi diimbau untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pasca konferensi besar Malamoi atau Sabalo yang digelar beberapa waktu lalu.

Pasalnya, hasil Konferensi besar adat Malamoi atau Sabalo dianggap tidak sah, dan tidak sesuai dengan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) oleh sejumlah pihak.

Oleh karena itu, sejumlah pemuda dan tokoh Moi ikut menyerukan imbauan agar segenap masyarakat Malamoi tetap menjaga situasi Kamtibmas, mengingat tidak lama lagi akan berlangsung pesta demokrasi.

Seretaris Umum Intelektual Malamoi, Papua Barat Daya, Joni Magablo mengatakan bahwa setelah dilakukan mediasi oleh Pemerintah Kota Sorong pada Kamis (26/1/2024), pihaknya menghormati apa yang menjadi keputusan dari pihak pemerintah.

Seretaris Umum Intelektual Malamoi, Papua Barat Daya, Joni Magablo

“Jadi ke depan kita harus legowo dan ikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah Kota. Karena pemerintah Kota yang saat ini dipimpin adalah putra terbaik suku Moi,”ujarnya kepada teropongnews.com, Jumat (26/1/2024).

5211
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Lebih lanjut dikatan Joni, para tetua adat Malamoi selanjutnya akan menggelar pertemuan tertutup di hutan untuk menentukan siapa pelaksana tugas Malamoi.

Joni menambahkan, pada intinya pihaknya mendukung apa yang menjadi keputusan pemerintah kota Sorong, sebab pemerintah Kota Sorong berkewajiban mengayomi dan melindungi masyarakatnya terutama yang ada di suku besar Moi.

“Apapun yang jadi keputusannya wajib hukumnya dilasksanakan, baik oleh kubu kami maupun dari Silas Kalami. Karena kami suku Moi yang punya wilayah terluas di Papua Barat Daya ini baik-baik saja,” ucap Joni.

Sementara itu, Robi Paa selaku tokoh Pemuda Moi mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi di internal mereka baiknya disikapi dengan baik tanpa menimbulkan permasalahan baru.

Menurutnya, permasalahan yang ada merupakan sebuah proses pembelajaran agar ke depan orang Moi bisa bersatu dan tidak ada polemik yang terjadi di tahun yang akan datang.

“Dengan adanya persoalan yang ada di internal ini atau masyarakat Moi, itu bukan salah satu hal yang fatal untuk kita, melainkan proses pembelajaran bagi kita, agar kita bisa memahami betul cara berorganisasi dalam kelembagaan, sehingga tidur ada perpecahan antara suku internal secara khusus orang Moi, “terangnya.

Oleh sebab itu, ia mengajak semua masyarakat suku Moi, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan pemuda, serta tua-tua adat Moi, untuk bersama-sama menjaga Kamtibmas sehingga tidak ada lagi persoalan di kemudian hari.

“Saya mengajak orang Moi untuk menjaga Kamtibmas di Papua Barat Daya ini, sehingga tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Jadi mari kita saling bergandengan tangan. Terlebih tanggal 14 Februari kita sudah Pemilu, jadi kita harus tetap tenang ” Imbaunya.

Tokoh pemuda Moi, Absalom Kalami menilai bahwa proses pemilihan ketua LMA Malamoi kurang transparan sehingga hal tersebut sedikit menimbulkan polemik.

“Maka itu himbauan dari saya, mari kita menjaga ketertiban dan kemanan tanah Moi ini. Kalau bisa ada pemilihan ulang dan menghadirkan semua pihak biar adil, “pungkasnya.