Berita

Perjuangan Sri Lestari, Seorang Diri Hidup di Jakarta Berdagang Kopi Keliling

×

Perjuangan Sri Lestari, Seorang Diri Hidup di Jakarta Berdagang Kopi Keliling

Sebarkan artikel ini
Sri Lestari, pedagang kopi keliling yang mengaku hidup seorang diri di Jakarta, saat ditemui di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Senin (1/5/2023). Foto: Morteza/ TN.

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Sri Lestari terlihat sibuk seorang diri mengaduk gelas-gelas plastik yang sudah diisi kopi. Dia duduk tanpa teman di pojokan Bundaran Patung Kuda, kawasan Monas, Jakarta.

Perempuan 55 tahun itu melayani satu per satu para pekerja yang dahaga saat momen Hari Buruh 2023 atau May Day 1 Mei 2023. Tidak mahal kopi yang dijualnya, segelas dibenderol Rp 5.000.

Saat ada momen demonstrasi seperti ini, Sri mengaku mendapat rezeki lebih. Jika hari biasa ia hanya bisa menghabiskan satu termos air, maka pada Hari Buruh tahun 2023 ini dirinya sudah menghabiskan tiga hingga empat termos air panas.

“Alhamdulillah, buat bertahan hidup, yang penting bisa makan sehari-hari saja sudah cukup,” kata Sri Lestari saat ditemui TeropongNews di wilayah Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2023).

Sri pun perlahan tak sungkan membuka diri. Pertama kali ia datang ke DKI Jakarta ialah tahun 2016. Saat itu dirinya bekerja sebagai petugas kebersihan di wilayah Monas dengan upah sekitar Rp 1 juta per bulan.

5235
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Mengingat kebutuhan hidup di ibu kota besar, Sri mulai merintis menjadi pedagang kopi sejak tahun itu, buat cari tambah-tambahan. Ternyata profesi itu awet ia tekuni hingga saat ini.

Tiba-tiba saja suara Sri terdengar lirih, saat ia menceritakan beratnya hidup seorang diri di ibu kota.

Perempuan berjilbab itu berucap, sudah beberapa tahun ini dirinya hidup menjanda, setelah sang suami meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya dan tidak akan pernah kembali. Sementara putra sulung yang amat ia sayangi sudah wafat juga. Satu lainnya sudah merantau tinggal di Lampung.

Tak mau mengeluh, Sri pun bertekad harus terus melanjutkan hidup seorang diri di Jakarta, meski dengan biaya yang terbilang pas-pasan, melalui berjualan kopi keliling ini.

Bahkan, kopi dan termos yang ia buat berdagang keliling saat ini, kata dia, masih milik bos Madura.

Saat bulan Ramadan kemarin, ia mengaku tertimpa musibah. Tempat ia tinggal di wilayah Tanah Abang, ludes dijilati si jago merah.

“Mengontrak Rp 350.000 per bulan sepetak kecil. Tapi habis semua (benda) karena kebakaran sebelum Lebaran kemarin,” ucapnya sambil menghela napas panjang.

Saat kebakaran terjadi, dirinya mengaku sedang berada di kampung halamannya di Yogyakarta.

Beberapa waktu lalu Sri memutuskan kembali lagi ke Jakarta. Sebagai single fighter, ia harus berputar otak untuk tetap bisa hidup di kota sebesar ini.

Sri pun ditawari oleh bos Madura untuk berdagang kopi keliling dengan sistem bagi hasil. Tak pakai lama, ia sambut tawaran tersebut. Sebab, modal sudah tidak ada lagi pascaditerpa kebakaran kemarin.

Tak banyak yang ia harapkan pada usia kepala lima ini. Sri hanya memohon diberi kesehatan agar bisa bertahan mencari sesuap nasi di Jakarta, dari hasil berdagang kopi keliling ini.

“Insyaallah saya sehat, saya akan terus berdagang untuk bisa hidup di Jakarta ini, tak mau tinggal di kampung,” ujar Sri Lestari.