Berita

Catat! Jalur BRT di Kota Bandung Tahun 2026

×

Catat! Jalur BRT di Kota Bandung Tahun 2026

Sebarkan artikel ini
20 jalur di Kota Bandung, yang akan dilintasi BRT tahun 2026. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, BANDUNG – Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang didanai Bank Dunia melalui pemerintah pusat, ditargetkan mulai beroperasi tahun 2026 atau 2027.

Meski begitu, pembangunannya sudah akan dimulai tahun 2024 mendatang. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar kepada wartawan, di Balai Kota Bandung, Kamis (6/7/2023).

“Tahun depan (2024) kita akan mulai menyiapkan infrastrukturnya seperti jalur khusus, selter, dan sarana pendukung lainnya, karena memerlukan infrastruktur khusus, jadi proses pembangunannya memang cukup lama. Kurang lebih tiga tahun,” jelas Dhani.

BRT Bandung Raya akan menghubungkan lima daerah, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.

Ia memaparkan, ada 20 jalur yang akan dilintasi BRT tahun 2026, diantaranya:

5211
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

  1. Kebon Kalapa – Cibiru
    Cibiru – Kebon Kalapa
  2. Kebon Kalapa – Ledeng
    Ledeng – Kebon Kalapa
  3. Leuwipanjang-Dago
    Dago- Leuwipanjang
  4. Leuwipanjang- Dago (via
    Dipatiukur)
    Dago (via Dipatiukur)-
    Leuwipanjang
  5. Elang -Riau
    Riau-Elang
  6. Padjajaran-Antapani
    Antapani- Padjajaran
  7. Cibaduyut – Alun-alun
    Alun-alun- Cibaduyut
  8. Stasiun Padalarang-Alun-alun
    Alun-alun – Stasiun Padalarang
  9. Stasiun Cimahi- Cicaheum
    Cicaheum – Stasiun Cimahi
  10. Ledeng- Terminal Antapani
    Terminal Antapani- Ledeng
  11. Leuwipanjang-Tegalluar
    Tegalluar – Leuwipanjang
  12. Stasiun Hall- Tegalluar
    Tegalluar – Stasiun Hall
  13. Leuwipanjang-Soreang
    Soreang – Leuwipajang
  14. Leuwipanjang – Jatinangor
    Jatinangor – Leuwipanjang
  15. Baleendah – Leuwipanjang
    Leuwipanjang-Baleendah
  16. BEC- Baleendah
    Baleendah – BEC
  17. Sarijadi -Antapani
    Antapani -Sarijadi
  18. Lembang – Ledeng (Ext)
    Ledeng (Ext) – Lembang
  19. KBP – Stasiun Padalarang
    Stasiun Padalarang-KBP
  20. Baleendah- Banjaran (Ext
    Banjaran (Ext)- Banjaran.

“Titik integrasinya di Cimahi, Stasiun Padalarang, dan Stasiun KCJB Tegalluar,” ujarnya.

Rencananya sebanyak 450 bus yang akan beroperasi. Dalam sehari, estimasi penumpang yang bisa ditampung BRT sebanyak 238.277 orang per hari.

“Sebenarnya kita akan ujicoba juga untuk operasional lebih cepat di tahun 2025, tapi itu baru 50 persen dulu. Lalu tahun 2026 kita coba 70 persen. Di tahun 2027 harapannya sudah bisa 100 persen,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, dengan mengasumsikan peningkatan koridor setiap tahun, kebutuhan pembiayaan pihak ketiga akan meningkat terus sampai tahun kelima.

Oleh karena itu, ada skema besaran pembiayaan yang harus dikeluarkan APBD Kota Bandung.

“Perkiraan Public Service Obligation (PSO) Kota Bandung tahun 2025 nanti sebesar Rp64,1 miliar. Tahun 2026 sebesar Rp122,4 miliar. Lalu tahun 2027 sebesar Rp151,7 miliar,” jelasnya.

Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Pemerintah Kota Bandung akan memberikan dukungan penuh untuk mengimplementasikan BRT, terutama terhadap beberapa isu yang terjadi di lapangan.

“Seperti kita akan lakukan pembenahan parking on street, fasilitas pejalan kaki, pedagang kaki lima, pertokoan, dan pasar di sepanjang koridor,” ungkap Ema

“Kita sediakan dan revitalisasi terminal, agar dapat difungsikan sebagai start/end station BRT. Lalu koordinasi dengan setiap dinas dan instansi terkait di lingkup Kota Bandung, untuk implementasi koridor BRT,” imbuhnya.

Selain itu, Pemkot Bandung juga fokus pada penambahan dan implementasi rute feeder BRT yang inklusif. Rute feeder harus disesuaikan dan terintegrasi dengan rencana Rute BRT, agar tidak terjadi overlapping.

“Rencana rute feeder dapat dijadikan hanya sebagai pilot project dalam masa transisi, namun harus disesuaikan dengan implementasi rute BRT, harus terintegrasi menjadi satu sistem dengan rute BRT. Kita desainkan armada feeder yang mendukung inklusivitas dan keamanan bagi pengguna,” ucapnya.