Berita

Ririmasse: ATM Masih Jadi “Momok” bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia

×

Ririmasse: ATM Masih Jadi “Momok” bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Agus Ririmasse. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – HIV/AIDS, Tuberkolosis, dan Malaria (ATM) masih menjadi “momok” bagi kesehatan masyarakat Indonesia, yang mesti diberantas. Dimana hingga saat ini, di Kota Ambon terdapat 2.284 kasus HIV, dan untuk Tuberkolosis pada tahun 2022 tercatat 1.296 penderita.

Melihat fenomena itu, pemerintah telah menargetkan pemberantasan (ending) penyakit tersebut pada pada tahun 2030, sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dan guna memastikan, bahwa pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS, Tuberkolosis dan Malaria telah terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan yang tertuang RPJMD, baik provinsi maupun kabupaten/kota, maka pada Kamis (22/6/2023) di Balai Kota Ambon, diselenggarakan pertemuan kemitraan, dan kolaborasi penanggulangan ATM di Kota Ambon.

Kegiatan yang melibatkan Dinas Kesehatan, dan Bappeda Litbang, serta didukung oleh Global Fund ini, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Agus Ririmasse.

Dalam sambutannya, Ririmasse mengatakan, pencegahan dan pengendalian ATM yang telah terintegrasi dalam dokumen RPJMD perlu pengawasan, yang ruang lingkupnya meliputi perencanaan sumber daya di daerah, dalam pembangunan kesehatan.

5473
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah, memperkuat integrasi ATM dalam dokumen perencanaan secara spesifik, meliputi adanya rumusan ATM pada RKA APBD 2024, perubahan Renja APBD 2024, Perubahan KPPD APBD 2024, dan perubahan renstra Dinas Kesehatan yang memuat ATM,” jelasnya.

Dalam upaya menyelesaikan kasus penyakit menular, lanjut Ririmasse, disamping sudah menjadi kebijakan pemerintah dan pengambil keputusan politik, juga memerlukan dukungan kerjasama pihak swasta atau kolaborasi dari berbagai pihak dan stakehoder, diantaranya melalui dukungan OPD non kesehatan dan Corporate Social Responsibility (CSR).

“Saya berharap, semua peserta pertemuan dapat mengikuti kegiatan ini secara aktif, sehingga dapat memberikan pemahaman yang baik tentang kemitraan dan kolaborasi penanggulangan ATM di Kota Ambon,” pungkas Ririmasse.

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti 25 Orang peserta yang terdiri dari Kepala Puskesmas, RSUD dan RSKD, dan staf bidang perencanaan, serta dilaksanakan secara hybird.