Berita

Cerita Alissa Wahid, Stres Isi Kopernya Diacak-acak Petugas Bea Cukai di Bandara Soetta

×

Cerita Alissa Wahid, Stres Isi Kopernya Diacak-acak Petugas Bea Cukai di Bandara Soetta

Sebarkan artikel ini
Putri sulung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid. (foto: Instagram/@alissa_wahid).

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Putri sulung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid mengungkap pengalaman pahit yang pernah ia alami saat kopernya diacak-acak oleh petugas Bea Cukai di Bandar Udara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta), Cengkareng, Tangerang, pada 2019-2020 lalu.

Alissa ingat betul, saat itu dirinya baru menyelesaikan penerbangan dari Taiwan. Setibanya di Bandara Soetta, ia diarahkan menuju meja pemeriksaan di dalam bandara oleh petugas Bea Cukai.

Alissa pun diperintahkan untuk membuka koper yang dibawanya. Sambil membuka koper, dia juga dicecar oleh petugas dengan sejumlah pertanyaan.

“Suatu ketika saya pulang dari Konperensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu. Mbak petugas nanya: ‘Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa saja? Buka kopernya’,” cuitnya, TeropongNews kutip dari akun Twitter @AlissaWahid, Rabu (22/3/2023).

Setelah Alissa membuka koper, petugas Bea Cukai langsung meminta paspor. Petugas juga mempertanyakan kepada Alissa mengapa membawa koper besar ke Taiwan.

5020
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Selain itu, petugas juga menanyakan fee yang didapat Alissa saat bekerja di Taiwan sehingga bisa berbelanja banyak barang di sana.

“Saya buka koper sambil dia minta paspor. Saya: ‘cuma 3 hari di Taiwan’. Petugas: ‘Kerja apa 3 hari di Taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa saja? Memang dibayar berapa?.’ Saya: ‘konperensi’. Petugas: ‘Kok kamu bisa belanja dan bawa barang banyak? Kamu kerja apa?” Ndedes..,” kata Alissa.

Menurut Alissa, sambil mengcak-acak kopernya, petugas Bea Cukai juga terus mencecarnya dengan pertanyaan, seperti bekerja di mana dan mengapa sering bepergian ke luar negeri.

“Petugas: ‘sering ya ke luar negeri?’ Saya: ‘ya. Bisa lihat di paspor, mbak.’ Dia buka-buka paspor. Petugas: ‘kok sering ke luar. Kerja apa?’. Saya: ‘LSM’. Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor: ‘silakan’. Saya beberes koper yang udah dia aduk-aduk,” ujar Alissa Wahid.

Alissa mengatakan setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan itu, jika mendarat di Cengkareng, maka dirinya lebih memilih jalan bersama-sama dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pekerja migran Indonesia (PMI). Sebab, ia merasa stres diperlakukan intimidatif oleh petugas Bea Cukai di Bandara Soetta.

“Habis itu kalau pas landing di Cengkareng bareng mbak-mbak TKI dan saya enggak lagi capek, saya suka barengin PMI yang cewek-cewek, just in case. Saya saja yang anytime bisa panggil paspampres, cukup stres diperlakukan intimidatif gitu. Apalagi mbak-mbak PMI yang enggak pengalaman,” kata Alissa Wahid.

Menaggapi itu, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengakui pelayanan Bea Cukai belum sepenuhnya ideal di lapangan. Pihaknya mengaku berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan pelayanan.

“Secara formal, tidak ada kebijakan pelayanan seperti itu. Ditjen Bea Cukai punya standar pelayanan yang baik, sesuai dengan protokol internasional dan best practice. Bahwa di lapangan masih belum sepenuhnya ideal, kami akui dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan pelayanan,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Rabu (22/3/2023).