Berita

Tindakan Kekerasan Oknum Aparat di Merauke Dikecam Uskup Mandagi

×

Tindakan Kekerasan Oknum Aparat di Merauke Dikecam Uskup Mandagi

Sebarkan artikel ini
Uskup Keuskupan Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC.Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Uskup Keuskupan Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengecam tindakan oknum aparat keamanan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang melakukan penganiayaan secara brutal kepada sejumlah warga.

Pertama, kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AL terhadap dua warga di Distrik Ilwayab pada Selasa (21/2/2023). Di hari yang sama media juga memberitakan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh dua anggota Brimob terhadap salah satu warga di Kampung Mam, Distrik Ngguti pada Sabtu (4/2/2023) lalu karena mis komunikasi.

“Kalau ini memang benar terjadi bahwa ada orang yang diperlakukan dengan keras, biadab dan brutal, itu tidak peduli orang Papua atau non Papua, ini melawan kemanusiaan,” tegas Uskup Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC kepada wartawan, Jumat (24/2/2023).

Uskup Mandagi menyatakan jika ada warga yang bermasalah sebaiknya aparat keamanan atau pihak-pihak terkait menempuh jalur hukum. Aparat tidak dibenarkan melakukan kekerasan fisik, menyiksa bahkan mengakibatkan seseorang meregang nyawa.

Menurutnya, tindakan kekerasan oleh oknum aparat terhadap orang mabuk di Merauke sudah sering terjadi. Aparat keamanan justru harus mengamankan orang yang terlibat persoalan, bukan merusak manusia secara fisik walaupun yang bersangkutan salah. Aparat sebaiknya melakukan pendekatan kemanusiaan atau humanis kepada masyarakat.

5167
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Uskup Mandagi meminta agar otoritas negara harus cepat menangani dua kasus penganiayaan di Merauke itu, sehingga tidak meresahkan masyarakat.

“Pernyataan keras saya ini sebagai rasa cinta saya kepada masyarakat baik Papua maupun non Papua. Secara khusus tentu saja orang Papua, karena kenyataannya yang diperlakukan secara kasar terlebih kepada orang Papua.