Berita

Salut! Lokasi Rawan PPKS di Bandung Berkurang

×

Salut! Lokasi Rawan PPKS di Bandung Berkurang

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiyar. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, BANDUNG – Jumlah lokasi rawan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Kota Bandung berkurang. Dari sebanyak 25 lokasi, kini menjadi 9 lokasi.

Sembilan lokasi tersebut yaitu Pasirkoja, perempatan Istana Plaza (Jalan Padjadjaran), Jalan Gatot Subroto, Jalan L.L.R.E Martadinata (Riau), Jalan Mohamad Toha dan Jalan Astana Anyar, Jalan Leuwipanjang, Jalan Asia Afrika, dan Jalan Alun-alun.

“Alhamdulillah, dari 25 lokasi, sekarang tinggal 9 lokasi lagi,” tutur Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiyar kepada wartawan, di Balai Kota Bandung, Selasa (9/5/2023).

“Kita tidak tinggal diam dengan persoalan anak jalanan yang menyerempet ke kriminal,” tuturnya.

Soni mengaku, bersama Forkopimda, pihaknya terus berupaya menyelesaikan permasalah sosial di Kota Bandung.

5184
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

“Sudah menyurati kepada Polrestabes dan Kodam untuk bersama menjadi tim penjangkauan bagi PPKS jalanan ini,” ujarnya.

Ia pun mengakui soal kucing-kucingan ketika PPKS akan ditertibkan.

“Ada (kucing-kucingan) jam rawan itu pukul 07.00 WIB, pukul 12.00 WIB, dan sore. Ketika macet mereka beraksi,” ungkapnya.

Soni pun mengimbau kepada masyarkat untuk selektif memberi uang kepada PPKS.

“Suplay demand-nya harus dipangkas. Di samping yang meminta mohon tidak memberikan di jalan. Tidak memberi di jalan bukan berarti tidak peduli,” katanya.

Soni menuturkan, terjadi penurunan jumlah PPKS, jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Hasil data dibandingkan tahun 2021, tahun 2022 ada tren penurunan. Jadi periode Januari sampai April (2022) itu ada penurunan 30 persen. Hal itu terjadi karena upaya penjangkauan setiap hari, imbauan hingga woro-woro tiap hari,” tandas dia.