BeritaWisata

Status Pandemi di Cabut, Pemerintah Diajak Menata Kembali Kepariwisataan Raja Ampat

×

Status Pandemi di Cabut, Pemerintah Diajak Menata Kembali Kepariwisataan Raja Ampat

Sebarkan artikel ini
Salah satu spot wisata Raja Ampat yang menakjubkan, Foto IST/TN.

TEROPONGNEWS.COM, RAJA AMPAT – Pasca Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia. Pemerintah dan Masyarakat Raja Ampat diajak berbenah diri menyambut kunjungan wisatawan yang mulai bangkit.

Hal tersebut di ungkapkan staf dosen program studi D- III Ekowisata Kampus Unipa Raja Ampat, Jesihando R.Tulung S.S, M.Par, di Waisai, Sabtu, (26/08/2023). Menurutnya, Pencabutan status Pandemi Covid-19 membawah dampak positif bagi pariwisata Raja Ampat.

“Bukan saja kondisi perkonomian masyarakat Raja Ampat yang melemah sejak tahun 2020-2022, secara khusus di Waisai, akibat terjadi penurun jumlah wisatawan ke Raja Ampat, namun juga terjadi kerusakan home stay dan fasilitas pendukung lainnya, oleh sebab itu, masyarakat dan pemerintah diajak untuk harus segera berbenah diri menata kembali kepariwisataan Raja Ampat, untuk menyambut arus kunjungan wisatawan yang mulai bangkit,” tegas dosen ilmu pariwisata, Jesihando R Tulung, S.S, M.Par.

Pedagang di Raja Ampat mengeluh karena perekonomian masyarakat lesu, kota Waisai menjadi sepi, apa yang sebenarnya terjadi ? berikut penjelasan staf dosen program studi D- III Ekowisata Kampus Unipa Raja Ampat, Jesihando R.Tulung S.S, M.Par.

Sebagian besar wilayah kabupaten Raja Ampat merupakan kawasan konservasi, baik hutan maupun laut, mayoritas masyarakatnya hidup sebagai nelayan dan petani, oleh sebab itu, pemerintah daerah menjadikan pariwisata sebagai sector unggulan.

Menjadikan pariwisata sebagai sector unggulan secara otomatis pariwisata akan menjadi jantung perekonomian masyarakat, apalagi pariwisata merupakan industri yang memiliki efek ganda pada semua sector, secara otomatis menurunnya jumlah kunjungan wisatawan, akan berdampak besar terhadap roda perekonomian masyarakat di Raja Ampat.

Sejak didirikan tahun 2003, kunjungan wisatawan ke Raja Ampat meningkat tajam hingga mencapai puncak pada tahun 2019 sebanyak 46.375 wisatawan, namun ketika terjadi Pandemi Covid – 19 dimana wisatawan di seluruh dunia dilarang bepergian, hal ini mengakibatkan terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan sangat ekstrim di Raja Ampat menjadi 4.214 wisatawan di tahun 2020.

Menurut staf dosen program studi D- III Ekowisata Kampus Unipa Raja Ampat, Jesihando R.Tulung S.S, M.Par, penurunan jumlah wisatawan ke Raja Ampat sangat berpengaruh besar terhadap roda perekonomian masyarakat di Raja Ampat di segala aspek.

Pengaruh Covid-19 ini berdampak sejak tahun 2020 hingga akhir 2022, apalagi pemerintah Negara Republik Indonesia baru saja berencana merubah status Pandemi Covid-19 menjadi Endemi Covid-19, Maret 2023, dan baru ditetapkan melalui Keppres Nomor 17 Tahun 2023, per 22 Juni 2023 , sehingga hal ini baru saja menggairahkan kembali kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata di Raja Ampat,“ Kata Jes “.

Oleh sebab itu, di tahun 2023 ini, barulah wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara mulai melakukan aktivitasnya kembali, hal ini terbukti dengan jumlah kunjungan wisatawan di Raja Ampat yang mulai meningkat tiga kali lipat dari 4.214 wisatawan di tahun 2020 , 4.339 wisatawan di tahun 2021, dan 5.725 wisatawan di tahun 2022, kemudian naik secara significan menjadi 12.048 wisatawan per July 2023.

Pariwisata merupakan industry yang memiliki efek ganda, dan roh pariwisata itu ada pada jumlah kunjungan wisatawan sehingga ketika jumlah wisatawan berkurang, berdampak pada tidak adanya uang yang mengalir pada transportasi, hotel, restaurant, pertanian, perikanan, peternakan, jasa wisata, home industry dan sector lainnya, perekonomian masyarakat menjadi lesu.

358_PENGUMUMAN-HASIL-PENELITIAN-ADMINISTRASI_PPD