TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Fahri Hamzah merasa kecewa terkait mencuatnya isu pemilu proposional tertutup yang ramai diperbincangkan khalayak dalam beberapa waktu belakangan ini.
“Ya agak menyesalkan, karena isu-isu yang sudah selesai sebenarnya tidak selayaknya dibuka kembali,” ucap Fahri di podcastnya Deddy Corbuzier dikutip TeropongNews, Kamis (1/5/2023).
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini berkata sejatinya prinsip di dalam demokrasi memiliki andil penting dalam membuat suatu tatanan negara menjadi lebih baik.
“Efeknya kepada negara itu tambah baik, jadi ini prinsip di dalam demokrasi,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan berbagai tahapan panjang telah dilewati untuk pelaksanaan sistem pemilu proposional terbuka. Penerapannya pun sudah dilakukan lama sejak Pemilu 2009 hingga terkahir 2019.
“Proses kita untuk menemukan bahwa sistem kita itu terbuka, itu kan panjang. Karena itu sejalan dengan jiwa dari demokrasi itu sendiri,” jelasnya.
Perlu diketahui, sistem pemilu proporsional tertutup diusulkan terhadap gugatan uji materi (judicial review) UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu).
Isu perubahan sistem pemilu itu sendiri menuai penolakan dari berbagai pihak seperti delapan fraksi partai politik di DPR RI yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Gerindra.
Hanya PDI Perjuangan (PDIP) sendiri yang mendukung diterapkannya sistem pemilu proporsional tertutup.
