Berita

Singkawang Jadi Kota Paling Toleran di Indonesia, Ini Alasannya

×

Singkawang Jadi Kota Paling Toleran di Indonesia, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Penjabat Walikota Singkawang Sumastro menerima penghargaan dari SETARA Institute di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (6/4/2023). (foto: Morteza Syariati Albanna/TN).

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – SETARA Institute menobatkan Kota Singkawang sebagai kota paling toleransi di Indonesia tahun 2022.

Berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022, Kota Singkawang memperoleh skor 6,583. Kota di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) itu menjadi peringkat pertama dengan skor toleransi tertinggi dalam riset SETARA Institute.

“Tahun 2021 lalu skor IKT Singkawang 6,483,” kata Ismail saat ditemui TeropongNews di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Dengan adanya peningkatan skor tersebut, ujar Ismail, maka itu semakin menegaskan komitmen dan konsistensi Kota Singkawang dalam menjaga iklim toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Menurut dia, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang diturunkan menjadi rencana kerja pemerintah, menjadi pondasi visi pengokohan toleransi Kota Singkawang.

Ismail melanjutkan, kokohnya visi tersebut juga diperkuat dengan peraturan wali kota Singkawang nomor 129 tahun 2021 tentang penyelenggaraan toleransi masyarakat.

“Keberadaan regulasi daerah secara nyata berkontribusi pada akselerasi pemajuan toleransi. Terlebih, di Kota Singkawang tidak ditemukan regulasi diskriminatif maupun pelanggaran kebebasan beragama, berkeyakinan selama periode penelitian,” katanya.

Selain itu, kata Ismail, ekosistem toleransi di pemerintahan Kota Singkawang juga telah terbentuk dengan baik. Terlihat dari inisiatif wali kota, kesbangpol, hingga FKUB dalam penguatan toleransi di Kota Singkawang.

Contohnya, ujar dia, pada tahun 2022 di Singkawang ada pengukuhan sebagai tahun toleransi dengan memperluas ruang dialog untuk membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama.

“Merawat kebudayaan multi-etnis, intitusional kearifan lokal hingga aktif membumikan praktik moderasi beragama,” kata Ismail memungkasi.