TEROPONGNEWS.COM, Merauke – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Musamus dan Komisariat Merauke pada kegiatan KAMMI Leadership Training 1 menghadirkan tiga narasumber pembawa materi stadium general tentang dampak food estate di Kabupaten Merauke.
Ketiga narasumber tersebut adalah Direktur PT Global Papua Abadi, Joko Herman Pramulyo, kemudian Dedy Sofyandy sebagai Community and Environmental Departemen PT Global Papua Abadi, dan CEO PT Indo Traktors Papua, Didik Tri Yuwono.
Direktur PT Global Papua Abadi, Joko Herman mengatakan, pengembangan swasembada gula dan bio energi atau energi terbarukan yang berasal dari biomassa yaitu bahan organik yang berasal dari tumbuhan di Merauke bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia terutama pemenuhan kebutuhan gula.
“Pemerintah memilih Merauke sebagai pusat program food estate tebu karena selama ini masih mengimpor gula dari luar negeri sebanyak 5 juta ton. Dengan dikembangkannya industri perkebunan tebu ini akan menjadi salah satu sumber solusi nasional terhadap kekurangan pasokan gula tersebut. Hal ini untuk ketahanan gula nasional dan mengurangi ketergantungan keluar negeri,” urai Joko di Kantor Perpustakaan Daerah Merauke.
Masyarakat harus menyadari bahwa membangun industri gula sangat cocok di Merauke Papua Selatan baik dari segi iklim maupun lokasinya diyakini sangat cocok untuk tanaman tebu. Selain gula yang dihasilkan, bio etanol untuk energi dan ampas tebu akan menghasilkan listrik. Menurutnya hadirnya investasi tebu akan terjadi pemerataan pembangunan dan Merauke sebagai masa depan ekonomi.
Selain itu dengan pengembangan industri gula akan membuka lapangan kerja, kesempatan buat masyarakat dan aktivis untuk mendapatkan multiplayer efek baik industri makanan, transportasi, perumahan dan terbuka banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan.
“Anak muda harus mempersiapkan diri untuk tantangan ini, termasuk masyarakat. Kita harus berpikir positif bahwa investasi ini untuk masa depan bukan hanya berpikir saat ini. Kami dari perusahaan sangat taat dengan peraturan perizinan Amdal sehingga perusahan terus berusaha mengeliminir dampak lingkungan yang dikhawatirkan masyarakat,” ujar Joko.
CEO PT Indo Traktors Papua, Didik Tri Yuwono kesempatan itu menambahkan bahwa sebagai pengusaha lokal yang terlibat dalam proyek ini tentu sangat menyambut baik hadirnya proyek tersebut. Menurutnya kehadiran investasi akan berpengaruh pada apa yang dapat dikerjakan yaitu melibatkan pengusaha lokal dan berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Community and Environmental Departemen PT Global Papua Abadi, Dedy Sofyandy menuturkan bahwa mahasiswa perlu mengetahui dan membedakan apa itu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di klaster 3, atau pengembangan mifee untuk pertanian kelapa sawit atau pengembangan klaster lainnya. “Dan itu semua sangat kasuistik dan sangat berbeda sehingga jangan disamaratakan,” pungkasnya.
