Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaLingkungan

Di Hadapan Ganjar, Walhi: Demokrasi Indonesia Sedang Sakit

×

Di Hadapan Ganjar, Walhi: Demokrasi Indonesia Sedang Sakit

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ikut menyoroti kondisi demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini. Walhi menilai, demokrasi di Indonesia sedang dalam kodisi tidak sehat alias sakit, dan bisa berdampak pada lingkungan.

Hal itu disampaikan Walhi di hadapan calon presiden (Capres) 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo di Kantor Walhi, Kamis (8/2/2024).

Example 300x600

Dalam pertemuan itu, Ganjar dan Walhi berdiskusi terkait beberapa isu lingkungan demi mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

“Dalam setahun terakhir ini kami melihat demokrasi di Indonesia sedang tidak sehat atau sakit,” ucap Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi.

Zenzi menambahkan, kesejahteraan rakyat tentu bisa terwujud, bila keadilan di bumi bisa diwujudkan. Sumber keadilan utama itu adalah rakyat, lanjut dia, sementara rakyat selama ini sering menjadi korban.

“Kami berharap, kesejahteraan rakyat, keadilan, kelestarian lingkungan itu bisa diwujudkan kalau demokrasi kita sehat,” ucapnya.

Walhi berharap Ganjar bisa merespon terkait persoalan itu. Ia juga berharap Ganjar bisa melakukan review terhadap banyak kebijakan lingkungan yang dinilai belum terlaksana dengan baik, sehingga banyak bencana alam terjadi.

“Kami senang Pak Ganjar Pranowo datang ke Walhi, kami berharap ada yang lebih baik,” pungkasnya.

Proses demokrasi Indonesia disorot dan menjadi pembicaraan masyarakat akhir-akhir ini. Masyarakat sipil, tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan hingga kampus keluar untuk memberikan pernyataan sikap. Mereka semua kompak meminta negara melakukan perbaikan terhadap proses demokrasi yang berjalan.

Demokrasi dinilai cacat karena banyaknya kecurangan yang tampak. Mulai pelanggaran etika oleh Ketua MK dan KPU, ada juga dugaan kecurangan lain yang dilakukan pemerintah demi mendukung salah satu pasangan Capres Cawapres 2024.

Bahkan, pernyataan Presiden Jokowi yang menegaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan memihak salah satu pasangan calon menjadi polemik, sehingg membuat banyak kampus mengeluarkan pernyataan sikap untuk menyelamatkan demokrasi. Namun, pihak istana justru menuding para guru besar yang bersuara adalah partisan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *