Budaya

Museum Nasional Dilahap Si Jago Merah, Ini Kata Pj Gubernur Heru

×

Museum Nasional Dilahap Si Jago Merah, Ini Kata Pj Gubernur Heru

Sebarkan artikel ini
Kompleks Museum Nasional di lahap si Jago Merah yang berada di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2023). (Foto : Ist)

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat suara soal kebakaran yang terjadi di kompleks Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2023). Ia mengatakan, Polda Metro Jaya saat ini tengah menginvestigasi kebakaran tersebut.

Namun, Heru belum dapat memastikan sampai kapan proses investigasi akan berlangsung. Terkait dengan penyebab kebakaran tersebut, ia pun berkata menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

“Lagi diteliti sama Polda Metro. Saya enggak tahu, tapi mungkin 14 hari kedepan kali ya,” kata Heru kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2023) sore.

Kemudian, terkait apa saja benda bersejarah yang dilahap oleh si jago merah, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) itu tidak mengetahui pasti. Untuk itu, dirinya menjelaskan agar menunggu hasil investigasi dari pihak kepolisian.

“Tapi Pak Kapolda sedang meniliti itu. Ya kita lihat,” jelas Heru.

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta Suheri menuturkan, belum mengetahui secara terperinci benda bersejarah apa saja yang terbakar. Ia hanya memastikan bahwa kejadian itu bermula karena adanya aktivitas proyek di Museum Nasional.

“Yang jelas kejadian itu adalah berawal dari ada aktivitas proyek di blok C yang membakar di blok A,” kata Suheri kepada wartawan dikutip TeropongNews, Senin (19/9/2023).

“Tapi prinsipnya terkait dengan penanggulangannya karena continue air dari sumber air ini lancar, sehingga permbatan bisa diminimalkan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, soal penyebab pasti kebakaran tersebut yang disinyalir akibat konselting listrik, Suheri menyebut itu hanya dugaan sementara. Lalu, soal seberapa besar kerugian, Suheri menungkapkan belum mengetahui angka pastinya.

“Kalau taksiran kerugian mungkin ini kan namanya barang bersejarah tentu nilai yang belum bisa dilihat lah secara detail,” ungkap Suheri.

“Ya namanya barang-barang bersejarah. Tentu untuk memberikan sebuah peniliaian kerugian tidak sembarangan,” tandasnya.