Budaya

Ibu Negara Bermain Permainan Tradisional Bersama Anak-Anak di Banyuwangi

×

Ibu Negara Bermain Permainan Tradisional Bersama Anak-Anak di Banyuwangi

Sebarkan artikel ini
Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma'ruf Amin bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) mengajak ratusan peserta didik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) untuk bermain bersama melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional. Foto: ist.

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Banyuwangi, pada Selasa (25/7), Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) mengajak ratusan peserta didik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) untuk bermain bersama melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional. Bermain permainan tradisional ini menjadi salah satu dukungan Ibu Negara terhadap Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Agustus 2022.

Seperti mengenang masa kecil, Ibu Negara, Ibu Wury Ma’ruf Amin, dan Ibu-Ibu OASE-KIM berbaur dengan anak-anak dan ikut bermain dengan gembira di halaman Pendopo Sabha Swagata komplek Rumah Dinas Bupati Banyuwangi. Ibu Negara beserta rombongan membersamai anak-anak bermain ular naga, patheng dudu, engklek, bola bekel, babalonan sarung, kuartet Banyuwangi hingga melukis layang-layang, hingga memberikan semangat bagi peserta final lomba egrang batok.

Saat dihubungi, Ketua Bidang 1 OASE KIM, Bidang Pengasuhan dan Pendidikan Karakter, Franka Makarim, menyampaikan OASE KIM bersinergi dengan Kemendikbudristek untuk terus mengampanyekan Gerakan Sekolah Sehat, salah satunya dengan menghidupkan kembali berbagai permainan tradisional guna mewujudkan anak Indonesia sehat, cerdas, dan berkarakter. ”Anak-anak yang sehat secara fisik akan mampu belajar lebih optimal. Untuk itu, kita berupaya untuk menghidupkan kembali berbagai olahraga dan permainan tradisional di semua daerah,” tuturnya.

Dalam implementasinya, lanjut Franka, Gerakan Sekolah Sehat berfokus pada pembiasaan tiga pilar sehat di lingkungan sekolah, yaitu sehat fisik, sehat gizi, dan sehat imunisasi.

“Pembiasaan sehat fisik bertujuan untuk meningkatkan kebugaran, meningkatkan kemampuan koordinasi motorik dan kognitif, menanamkan sikap kerja sama, melatih sportivitas, serta meningkatkan kepercayaan diri anak. Melalui pembiasaan tiga sehat ini, kita berharap mampu mewujudkan generasi yang sehat, kreatif, cerdas, dan berkarakter,” tegas Franka.

5207
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Sementara itu, Direktur SD, Muhammad Hasbi menuturkan tiga fokus sehat dalam Gerakan Sekolah Sehat sangat penting untuk dilaksanakan di kalangan peserta didik. Untuk itu, perlu dilakukan adanya peningkatan pemahaman, teladan, dan upaya pembiasaan melalui berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan, serta perlu adanya kerja sama dari semua pihak, baik sekolah, orang tua, masyarakat, dan pengampu kepentingan lainnya.
“Apa yang kita lakukan hari ini, bermain bersama Ibu Negara, Ibu Wury Ma’ruf Amin, dan OASE KIM merupakan upaya untuk memaksimalkan satu dari tiga pilar yaitu sehat fisik melalui permainan,” ungkap Muhammad Hasbi.

Melalui permainan tradisional ini, Muhammad Hasbi berharap, ada tiga hal yang dicapai yaitu melestarikan nilai budaya yang dimiliki Indonesia, meningkatkan kebugaran peserta didik, serta meningkatkan karakter bergotong royong dengan sesama timnya. “Harapan kita, bermainan permainan tradisional ini menjadi suatu kebiasaan di satuan pendidikan sehingga semakin hari, anak-anak kita semakin bugar dan semakin sehat. Jadi tidak berhenti sampai di sini,” ucap M. Hasbi.

Senada dengan itu, Sufiantoro, Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesenian, SDN 2 Blimbingan menuturkan permainan tradisional ini luar biasa karena bisa meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama dan bisa meningkatkan kesehatan peserta didik. “Saya yakin anak-anak di sekolah akan banyak yang semangat bermain,” ungkap Sufiantoro.

Dinda Fitri Maharani, siswa kelas VI SD Negeri Kepatihan, mengaku senang bisa bermain dengan Ibu Negara, Ibu Wury Ma’ruf Amin, dan Ibu-ibu OASE KIM. “Saya senang bisa bermain dengan Ibu Jokowi. Tadi saya melukis layang-layang, kegiatan ini membuat saya lebih pintar dalam seni dan membuat lebih paham lagi dengan seni melukis dan pewarnaan,” tutur Dinda yang juga gemar juga bermain engklek.

Sebelumnya, Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Permainan Tradisional yang diikuti oleh 1.275 peserta didik jenjang PAUD dan SD dari 25 kecamatan se-kabupaten Banyuwangi di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, pada Sabtu (22/7).

Dalam festival ini digelar berbagai permainan tradisional, baik permainan lokal Banyuwangi maupun sebagian permainan khas nusantara, seperti patheng dudu, dam-daman, egrang bambu, egrang batok, gasingan, bedhil-bedhilan, gobak sodor, engklek, lintang aliyan, jamuran, tarik tambang, balap karung, dagongan, kenthongan, terompetan, jaran kepang, lenggang rotan (hulahop), lompat tali, mobil-mobilan bambu dan masih banyak lagi.

Selain bermain permainan tradisional, Ibu Negara dan rombongan juga melakukan aksi demo cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bersama 20 peserta didik PAUD. Ibu Negara dan rombongan juga melakukan gerak bersama lagu Sekolah Sehat yang mengandung pesan ajakan kepada semua anak, orang tua, dan masyarakat untuk membiasakan hidup sehat dengan dimulai dari diri sendiri.

Dalam rangkaian kunjungan kerja Ibu Negara, Ibu Wury Ma’ruf Amin, dan OASE KIM di Kabupaten Banyuwangi, Bidang 1 OASE KIM dengan dukungan dari Kementerian Agama dan Kemendikbudristek khususnya Direktorat SD menyerahkan bantuan donasi buku bacaan bermutu kepada 26 sekolah, dan dua buah sarana pojok baca di dua sekolah jenjang SD di wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan total lebih dari 2.000 buku bacaan. Melalui donasi buku bacaan bermutu dan pojok baca ini, Franka Makarim berharap, akan mampu meningkatkan minat baca anak-anak yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan literasi mereka.