Berita

Wattimena: Tunjukan ke UNESCO, Jika Ambon Layak Jadi Kota Musik

×

Wattimena: Tunjukan ke UNESCO, Jika Ambon Layak Jadi Kota Musik

Sebarkan artikel ini
Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena didampingi Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta, saat meresmikan monumen Ukulele di SD Negeri 2 Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena bersama Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta meresmikan monumen Ukulele di SD Negeri 2 Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon.

Pembangunan monumen ini digagas sebagai komitmen dari SD Negeri 2 Ambon, dalam mengembangkan seni musik dalam dunia pendidikan, serta untuk memperingati tiga tahun pengakuan Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik oleh UNESCO.

“Tiga tahun sudah Ambon menyandang predikat kota musik. Tahun 2019 UNESCO menetapkan Ambon sebagai kota kreatif dengan musik sebagai ciri utama. Tiga tahun sudah kita lalui dengan berbagai hal, untuk menunjukan kepada UNESCO dan semua orang, bahwa Ambon memang layak menjadi kota musik,” kata Wattimena kepada wartawan, di Ambon, Selasa (1/11/2022).

Dia mengaku, dalam perjalanan 3 tahun Ambon City Of Music, masih banyak kekurangan, dan masih banyak orang yang belum melihat apa dampak dari pengakuan itu bagi masyarakat.

“Ditengah-tengah kekurangan itu, Ukulele jadi sesuatu penting dan sangat berharga di kota ini,” ucapnya.

5106
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Dikatakan, tanggal 4 September 2022 lalu, telah dilaunching Ukulele Day. Itu artinya, setiap tahun pada tanggal tersebut akan diperingati sebagai hari Ukulele.

“Ukulele saat ini telah menjadi ciri khas Ambon City Of Music, sehingga bukan di sanggar dan di sekolah saja, tapi saat ini hampir di setiap jemaat terbentuk komunitas ukulele,” ujar Wattimena.

Olehnya itu, persemian monumen Ukulele di SD Negeri 2 Hative Besar tersebut, menjadi sebuah sejarah. Dimana, di sekolah tidak hanya kegiatan belajar mengajar dan mengikuti kurikulum semata, tetapi harus diberikan ruang bagi anak-anak dalam peningkatan kreativitasnya.

“Kota Ambon sendiri saat ini telah menetapkan beberapa sekolah sebagai piloting kurikulum musik. Oleh sebab itu, semua sekolah harus menerapkan muatan lokal musik, dan dibentuk tim ukulele dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap budaya dan adat istiadat lokal di Kota Ambon,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Ambon memberikan apresiasi atas ide kreatif yang sarat nilai budaya yang dirancang dan digagas oleh SD Negeri 2 Hative Besar. “Ini sekaligus menjadi pengakuan bagi jati diri Ambon, sebagai kota musik dunia,” ungkap Toisuta.

Untuk itu dia berharap, musik ukulele yang dimainkan oleh anak–anak sekolah akan memberi warna dalam kebersamaan, serta persaudaraan yang terbangun indah tanpa memandang suku etnis, maupun latar belakang budaya yang berbeda.