Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaHukumKesehatanPemerintahan

Dokter Nonton Bola di TV, Pasien Terlantar dan Tidak Jadi Dioperasi

×

Dokter Nonton Bola di TV, Pasien Terlantar dan Tidak Jadi Dioperasi

Sebarkan artikel ini
Kuasa hukum Max Souisa siap masukkan gugatan ke PN Sorong
Kuasa hukum Max Souisa siap masukkan gugatan ke PN Sorong
Example 468x60

Max Souissa : Rabu pagi, Kami Masukkan Gugatan ke PN Sorong

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Hampir tak bisa berkata – kata. Bila mendengar penuturan langsung dari seorang pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat melalui kuasa hukumnya, Markus Souisa.

Example 300x600

Bayangkan saja, dokter bisa membatalkan sepihak rencana operasi yang sudah dijadwalkan hanya, karena sedang nonton pertandingan bola yang disiarkan live di salah satu stasion TV nasional.

Pria yang akrab disapa Max Souisa menuturkan bahwa kejadian luar biasa tersebut terjadi di RSUD Rujukan Jhon Piet Wanane Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Max Souissa menuturkan, kliennya yang merupakan pejabat di Pemkab Maybrat mengalami sakit Hernia. Dimana dokter menyarankan agar menjalani operasi.

“Beliau sebelum datang telah berkonsultasi dengan dokter. Dokter lantas merujuk untuk melakukan operasi di RSUD Km 24 Kabupaten Sorong, ” ujar Max Souissa kepada wartawan di cafe yang berada di dalam salah supermarket yang ada di Kota Sorong, Selasa (16/7/2024).

Max Souissa melanjutkan penuturan bahwa kliennya konsultasi terkait penyakit yang dideritanya. Selanjutnya diambil tindakan USG yang kemudian menyarankan agar dioperasi.

Saran pun disepakati meski disebutkan tindakan medis tersebut di luar tanggungan BPJS Kesehatan atau masuk kategori pasien umum.

Setelah berkonsultasi pulang lalu sepekan kemudian tepatnya pada 6 Juli 2024 dihubungi oleh pihak RSUD JP Wanane.

“Klien saya sebelum datang menjalani operasi agar berpuasa mulai pukul 21.00 WIT, karena pada 7 Juli 2024 akan dilakukan operasi, ” ujar Max Souissa.

Pagi hari kliennya telah bertolak ke ruangan poli lalu diambil sampel darahnya serta diinfus oleh petugas medis.

Sebagaimana prosedur, petugas medis selanjutnya memasang infus dan perlengkapan lainnya.

Setelah menunggu hingga pukul 13.00 WIT, ternyata dokter tidak datang, karena baru saja tiba di Sorong setelah sebelumnya bertolak ke Jawa, namun pihak RSUD tidak menginformasikan.

“Ketika beliau datang pertama yang diambil itu adalah sampel darah. Dimana sebelum datang sehari sebelumnya, klien saya telah diminta untuk berpuasa. Klien saya saat itu sudah dipasang infus dan siap dilaksanakan operasi tapi ternyata dalam dibatalkan dengan alasan bahwa dokter belum siap, karena baru datang dari Jakarta dan dalam perjalanan sehingga operasi itu harus batal, ” tutur Max Souissa.

Sepekan kemudian, tepatnya pada tanggal kliennya dihubungi lagi oleh pihak rumah sakit pada Minggu (14/7/2024) malam pukul 21.00 serta diminta berpuasa, karena akan menjalani operasi pada Senin (15/7/2024) besok.

Max Souissa sampaikan, kliennya, pagi hari menuju ke RSUD lalu masuk ruang tunggu dipasang infus mulai 07.00-10.00 WIT mengantre bersama pasien lain, namun sampai pukul 14.00 belum ada tindakan.

Petugas RSUD bilang agar bersabar, sebab dokter lagi nonton Final Copa America di bawah.

“Klien kami mengaku memang dengar mereka berteriak-berteriak. Bayangkan pasien harus menunggu mulai jam 10.00 hingga 12.30 WIT,” kata Max Soisa.

Dia bilang, usai pertandingan sepak bola tidak ada informasi lagi mengenai tindakan operasi. Setelah ditanyakan, petugas RSUD menyampaikan tidak jadi, karena ada aktivitas renovasi gedung.

Tidak puas atas jawaban tersebut, pejabat di Kabupaten Maybrat lantas menemui dokter, namun dokter berkilah kesalahan bukan pada dirinya tetapi manajemen rumah sakit.

Dokter menyebut peralatannya tidak tersedia, jadi tidak bisa dilakukan tindakan operasi dan mungkin dijadwalkan lagi Kamis (18/7/2024) atau pekan depan.

Sebagai kuasa hukum, Max Souissa katakan permaian seperti ini, seharusnya tidak terjadi di Rumah sakit.

“Kenapa saya bilang seperti itu, karena ini mengenai nyawa manusia. Seorang pejabat saja sudah begitu apalagi masyarakat kecil, ” ucap Max Soiussa memberi nada penekan.

Max Souisa tegaskan bahwa persoalan ini, tidak boleh dibiarkan, sebab hal ini menyangkut nyawa orang. Maka biarlah ranah hukum yang berbicara.

“Kami siap ajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Sorong. Rencana Rabu (17/7/2024) pukul 09.00 wit kami akan memasukkan gugatan ke Pengadilan Negeri Sorong dengan dalil perbuatan melawan hukum, ” ujar Max Souissa menegaskan.

Ditambahkan oleh Max Souissa kliennya, sudah sangat kecewa dan dirugikan, sehingga dia memilih untuk menjalani operasi di Makassar.

“Dia rencana operasi di Makassar tanpa meminta rujukan dari RSUD JP Wanane, ” ucapnya.

Terlepas dari posisi Max Souissa sebagai kuasa hukum, Max Souissa katakan semua orang tentu sangat menyangkan tindakan menelantarkan pasien yang dilakukan oleh Dokter di RSUD km 24 Kabupaten Sorong.

“Jadi saya sangat menyayangkan tindakan pihak rumah sakit Km 22 yang tidak melakukan pelayanan. Bayangkan klien saya tiga kali batal melakukan operasi. Padahal semua prosedur administrasi sudah dilakukan, ” ucap Max Souissa.

Disinggung dokter yang tak bisa diganggu, karena sedang nonton bola, Max Souissa katakan tidak tahu. Namun semua akan diketahui saat dipanggil oleh Pengadilan Negeri Sorong.

“Jadi sangat disayangkan, hanya karena nonton bola saja nasib pasien digantung tanpa kejelasan, padahal klien kami yang dihubungi oleh pihak Rumah sakit untuk datang buat menjalani operasi, tetapi dibatalkan dengan alasan yang tidak masuk akal, ” tutup Max Souissa.

Example 300250
Example 120x600