BeritaDaerahHukum

Cegah Begal Lewat Swipping Tapi Kok Terkesan Cari Salah Pengendara

×

Cegah Begal Lewat Swipping Tapi Kok Terkesan Cari Salah Pengendara

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Praktisi hukum sekaligus politisi, Simon Soren memberi apresiasi atas kesigapan aparat kepolisian dan TNI di wilayah hukum ibu kota Provinsi Papua Barat Daya dalam memberantas aksi begal yang cukup meresahkan.

Sebagai aparat penegak hukum memang diakui oleh Simon Soren, polisi tentu menjadi sorotan utama. Tidak melakukan tindakan disorot, melakukan tindakan juga akan disorot.

Kondisi itu merupakan suatu hal yang wajar, sebab pada dasarnya masyarakat ingin agar bisa beraktivitas dengan aman dan lancar.

Sorotan tajam disuarakan untuk meminta aparat kepolisian bertindak tegas akhirnya direspon oleh aparat kepolisian dan jajaran TNI itu sebagai respon atas keluhan dan desakan dari tokoh masyarakat serta mahasiswa atas maraknya aksi begal di Kota Sorong.

“Pada prinsipnya sebagai praktisi hukum saya sangat mendukung penumpasan dan pemberantasan tindak kriminal terkait begal,” ucap Simon Soren yang juga sebagai Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Papua Barat Daya kepada Redaksi Teropong News di Aston Hotel Sorong, Jumat (28/6/2024).

Namun pada poin ini, Simon Soren ingin mengingatkan Kapolresta Sorong Kota dan jajaran tidak asal main tembak begitu saja. Mereka perlu melakukan tindakan tegas yang terukur tanpa harus melanggar prinsip asas praduga tak bersalah.

Simon sangat pula mendukung upaya swipping yang dilakukan aparat TNI dan Polri untuk mencegah aksi begal. Namun tentu harus pula dilakukan dengan cara yang patut.

“Saya cukup kesal dengan tindakan swipping gabungan yang dilakukan aparat Kepolisian bersama TNI di seputaran areal Kampung Baru Kota Sorong. Ada kesan arogan dan mencari – cari kesalahan dalam swipping yang dilakukan terhadap warga yang mengunakan kendaraan, ” beber Simon Soren.

Swipping yang dilakukan menurut Simon Soren haruslah jelas tujuannya. Apakah swipping yang dilakukan sebagai upaya cipta kondisi guna pengamanan Pilkada atau memberantas aksi begal, ” ucap Simon Soren.

Menurut Simon jauh hari sebelum swipping, seharusnya ada pemberitahuan, sehingga masyarakat tidak kaget alias sudah mempersiapkan surat – surat kendaraan.

“Misalnya tadi malam itu, ada swipping tiba-tiba. Banyak kendaraan disita langsung ditilang begitu saja. Kita datang di tengah malam sekitar jam 12 membawa sejumlah dokumen. Namun motor belum juga bisa dikeluarkan, kita masih harus menunggu sampai keesokan hari baru dikeluarkan. Malah ada beberapa pengendara yang kunci motor hilang atau tercecer entah kemana, ” kata Simon Soren.

Sebagai sesama aparat penegak hukum, Simon merasa perlu menginggatkan aparat kepolisian dalam melakukan swipping terkait begal yang lagi marak.

“Jangan sampai mereka melakukan sebuah tindakan hukum untuk atasi begal tapi muncul pula sampai asal main tilang begitu saja, ” kata Simon mengingatkan.

Swipping yang dilakukan tambah Simon ada kesan memanfaatkan situasi. Sebab awalnya, swipping narkoba dan sajam, setelah diperiksa sajam dan narkoba tidak ada, diperiksa lagi dokumen surat kendaraan, usai itu diperiksa lagi kondisi dan kelengkapan motor.