TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Karantina Papua Selatan melalui Tempat Pelayanan Pelabuhan Asmat melakukan pemeriksaan administratif dan fisik gaharu di pedalaman Papua sebelum diberangkatkan ke Probolinggo (Jawa Timur).
Gaharu (Aquilaria Filarta) merupakan salah satu tumbuhan alam yang tumbuh baik di dataran rendah Kabupaten Asmat dan telah memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat Asmat sejak akhir tahun 1990.
“Secara administratif dilengkapi SATS-DN dari BKSDA. Setelah melihat fisik, tidak ditemukan ada gejala penyakit Karantina. Sehingga 75,3 ton gaharu yang dimuat di Kapal Harapan Baru 77 dapat berangkat ke Probolinggo,” ungkap Gustaf P.I Fenetiruma, selaku Pemeriksa Karantina Tumbuhan Terampil dalam keterangannya.
Gustaf menerangkan tantangan yang harus dihadapi petugas Karantina Papua Selatan saat melakukan pemeriksaan gaharu di pedalaman Papua. Dari Kota Agats, Asmat harus menyusuri Sungai Eilanden selama 3,5 jam dengan speed boat berkekuatan 85 PK untuk mencapai tempat pemeriksaan.
“Di sisi sungai masih hutan dengan pohon yang besar, dan masih ada buayanya,” ujar Gustaf, Jumat (10/5/2024).
Secara terpisah, Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono menyampaikan tantangan selama menjalankan tugas sudah menjadi panggilan yang harus dihadapi.
“Tugas mulia ini demi mencegah keluarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke daerah lain didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia” tutup Cahyono.