Press Release

Indonesia Business and Biodiversity Platform: Mempercepat Aksi Bisnis Untuk Mencapai Ekonomi yang Positif bagi Alam untuk Semua pada Tahun 2030

×

Indonesia Business and Biodiversity Platform: Mempercepat Aksi Bisnis Untuk Mencapai Ekonomi yang Positif bagi Alam untuk Semua pada Tahun 2030

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, 22 Mei 2024 – Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama dengan koalisi bisnis global, Business for Nature, dengan dukungan dari APRIL Group, mengadakan dialog bisnis dengan tema: Mempercepat Aksi Bisnis Untuk Mencapai Ekonomi yang Positif bagi Alam untuk Semua pada Tahun 2030. Diselenggarakan secara hybrid di Hotel Millenium Sirih Jakarta, acara ini mengundang berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk mendorong perubahan sistemik melalui kolaborasi dan berbagi praktik terbaik. Acara dipandu oleh seorang reporter dan pembawa acara berita, Yohana Margaretha.

Selain untuk meningkatkan kesadaran sektor bisnis terkait isu keanekaragaman hayati, dalam acara ini juga dilakukan peluncuran Indonesia Business and Biodiversity Platform (IBBP), yang diharapkan dapat menjadi wadah sektor bisnis dan organisasi terkait untuk saling berbagi pengetahuan dan wawasan aksi-aksi untuk alam serta mendorong kolaborasi antar sektor. Peluncuran platform ini disaksikan oleh perwakilan dari sektor pemerintah, Dr. Badiah, S.Si, M.Si, selaku Kasubdit Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan perwakilan dari sektor bisnis, Shinta Widjaja Kamdani selaku Honorary Trustee IBCSD dan CEO Sintesa Group.

Dalam sambutan pembuka, Laksmi Prasvita, Anggota Dewan Eksekutif IBCSD yang juga Head of Communications, Public Affairs, Science and Sustainability Bayer Indonesia, mengatakan, “Sebagai asosiasi bisnis yang mendorong bisnis berkelanjutan, IBCSD berkomitmen untuk mendorong aksi bisnis menuju nature positive economy atau ekonomi yang positif terhadap alam”. Laksmi juga menggarisbawahi pentingnya bisnis untuk semakin mengakui pentingnya aspek alam dalam pengambilan keputusan, mulai dari operasi, rantai nilai, dan investasi.

COP 15 yang diadakan pada 18 bulan yang lalu di Montreal menunjukkan bahwa dunia sudah mulai sadar pentingnya mengatasi isu krisis keanekaragaman hayati, seperti yang disebutkan Eva Zabey, CEO Business for Nature, dalam sambutan pembuka. Ia menyebutkan bahwa para petinggi dunia dalam konferensi tersebut berkomitmen untuk mengadopsi Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global yang mengajak semua pihak untuk secara kolektif menghentikan dan membalikkan kehilangan alam sebelum tahun 2030, yang merupakan misi yang disebut sebagai nature positive atau alam yang positif.

Sebagai pembicara utama dalam acara ini dari sektor pemerintah, yakni Dr. Badiah, S.Si, M.Si. Melalui paparannya, Badiah menggarisbawahi bahwa Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah, perlu mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatannya agar tidak terjadi kerusakan atau degradasi populasi sesuai dengan peraturan perundangan. Badiah juga mendorong adanya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, terutama dalam pengembangan mekanisme pendanaan berkelanjutan, bioprospeksi, hingga penggunaan teknologi terbaru dalam upaya konservasi.

Selaras dengan itu, pembicara utama dari sektor bisnis, Shinta Widjaja Kamdani menekankan bahwa risiko kehilangan alam dan keanekaragaman hayati bagi perekonomian global cukup signifikan, hingga sekitar USD 8.2 triliun per tahun sampai 2050 berdasarkan penelitian dari PwC tahun 2020. Shinta juga menjelaskan ada 4 langkah aksi bisnis tingkat tinggi yang didorong oleh koalisi dan asosiasi bisnis tingkat global, yang dapat menjadi pembelajaran oleh pelaku bisnis di Indonesia, yakni A-C-T-D (Asses, Commit, Transform, Disclose).

Acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh pembawa acara. Panel ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, seperti Anggi Pertiwi Putri, Perencana Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas; Pallavi Kavita, Asia Lead of Business for Nature; Dr. Indah Budiani, Direktur Eksekutif IBCSD; dan Ahfi Wahyu Hidayat, Spesialis Konservasi Hutan dan Perubahan Iklim TFCA Kalimantan Yayasan KEHATI. Setiap narasumber membagikan wawasan mereka tentang bagaimana bisnis dapat berkontribusi untuk menghentikan dan membalikkan kerusakan alam.

Dialog ini diperkaya dengan adanya informasi terbaru mengenai Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia dari perwakilan Bappenas, panduan bagi bisnis untuk menghentikan dan membalikkan kehilangan alam, peran bisnis dalam aksi keanekaragaman hayati dari Business for Nature, dan pelajaran yang dapat dipetik dari melibatkan bisnis dalam upaya keanekaragaman hayati dari IBCSD dan Yayasan KEHATI.

Acara diakhiri dengan ajakan untuk mengambil tindakan nyata, dengan menekankan bahwa upaya kolaborasi sangat penting untuk mencapai ekonomi yang positif bagi alam untuk semua pada tahun 2030.***
Nurina Izazi Communication and Member Relations Manager

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *