BeritaDaerahKesehatanPemerintahan

dr Lenny Florensia Hae, Dinas Kesehatan Tambrauw Butuh Support Kendaraan Guna Jangkau Daerah Sulit

×

dr Lenny Florensia Hae, Dinas Kesehatan Tambrauw Butuh Support Kendaraan Guna Jangkau Daerah Sulit

Sebarkan artikel ini
dr Lenny Florensia Hae, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw, Foto Doni/TN

TEROPONGNEWS.COM, TAMBRAUW – Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw menggelar sosialisasi serta pemeriksaan kesehatan bagi bayi dan balita yang berada di setiap kampung kampung di wilayahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw dr Lenny Florensia Hae menyebut sosialisasi serta pemberian makanan tambahan ini penting untuk memberi edukasi kepada para kader kesehatan tentang pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak menular pada anak kaitannya dengan upaya penurunan stunting.

Salah satu pemicu stunting adalah gizi buruk pada ibu dan anak. Gizi buruk pun dapat dipicu oleh beberapa penyakit infeksi seperti tuberkulosis (TBC), diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan berbagai penyakit kronis lainnya.

“Perlu adanya tata laksana yang terintegrasi dalam penanganan stunting termasuk kemungkinan penyebab dan faktor risiko stunting yang didasarkan pada penyakit penyerta,” ujar dr Lenny, Jumat (19/4/2024).

dr Lenny menuturkan stunting dan penyakit infeksi memiliki keterkaitan. Penyakit infeksi dalam jangka panjang dapat menyebabkan stunting. Demikian juga sebaliknya, stunting juga bisa meningkatkan kemungkinan terjangkit penyakit TBC.

“Upaya yang kami lakukan tentunya di bidang kesehatan, kita tetap memperkuat lapangan terutama untuk teman-teman di bagian mugisi di posyandu, ataupun kegiatan-kegiatan yang memang langsung intervensi pada, bayi balita di lapangan,” katanya.

Dijelaskannya pemberian makanan tambahan yang dilaksanakan oleh teman-teman ini sifatnya untuk memberikan makanan intervensi kepada bayi balita stunting dalam 14 hari. Setelah 14 hari akan dilakukan pemantauan evaluasi dan kemudian seterusnya seperti apa,

Tim lapangan bekerjasama dengan dokter untuk mengevaluasi apakah setelah dilakukan pemberian makanan tambahan ini, apabila ada faktor lain yang membuat sampai bayi itu stunting, misalnya ada penyakit bawaan atau penyakit infeksi, dokter akan lebih lanjut melakukan intervensi sampai pada tingkat lanjutan dengan merujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis.

Lebih lanjut kata Kepala Dinas Kesehatan pihaknya juga memberikan makanan tambahan pada ibu hamil yang kekurangan energi kalori. Kita intervensi juga dengan pemberian makanan tambahan. Kata dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya men-support kegiatan tersebut.

Selain itu Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan ANC, antenatal care untuk ibu hamil pada 6 kali periode masa hamilnya itu kami juga lakukan, cara ini kami lakukan Sehingga kita akan mendapatkan Intervensi spesifik yang memang sesuai dengan tupoksi kami.

Kami juga perlu tambahan support dana untuk sweeping, untuk kemudian mencari sasaran. Teman-teman ini harus dari kampung satu ke kampung lain itu harus ada mobilisasi dengan kendaraan.baik itu roda dua, roda empat, maupun puskesmas keliling air untuk kita bisa menuju sungai atau daerah pesisir pantai.

Untuk wilayah-wilayah yang susah dijangkau baik dengan roda dua atau roda empat tim lapangan belum sampai, kalau yang susah dijangkau memang kami belum jangkau.

Dalam penanganan stunting sangat dibutuhkan kerja sama lintas sektor, bukan hanya instansi di bidang kesehatan. Mengingat ibu memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan keluarganya, maka Dinkes bekerja sama dengan P3AKB Kabupaten Tambrauw untuk saling menguatkan kolaborasi dalam penanganan stunting.