TEROPONGNEWS.COM, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengaktifkan kembali eks-TPA Cicabe, sebagai langkah darurat penanganan sampah di Kota Bandung.
Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengaku, sudah sekitar 500-600 ton sampah digeser ke lokasi dimaksud.
“Ini langkah darurat kami mereaktivasi eks TPA Cicabe. Sehingga saat ini alhamdulilah, sudah sekitar 500-600 ton sampah geser ke sana. Sambil menunggu Pemprov Jawa Barat merealisasikan penanganan sampah di Legok Nangka,” ujar Ema kepada wartawan, di Bandung, Kamis (4/5/2023).
Menurut Ema, sampah merupakan masalah yang dialami hampir seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kota Bandung.
Rata-rata masyarakat Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton per hari, dan hanya mengandalkan penanganan regional di TPA Sarimukti.
“Saat ini Sarimukti sedang terkendala. Tadinya bisa menampung 100 persen, tapi sekarang hanya 50-60 persen,” ucapnya.
Ia menjelaskan, saat ini ada satu lokasi di Sarimukti yang masih dalam penanganan, sehingga terjadi hambatan.
Padahal, biasanya petugas kebersihan bisa mengangkut 1.200 ton sampah ke Sarimukti. Lalu 300 ton sisanya telah coba diuraikan dengan Kang Pisman dan skema pengolahan sampah lainnya.
“Kendala yang terjadi membuat penambahan sampah, yang tidak terangkut menjadi bertambah sekitar 500-600 ton. Berarti ada 900 ton sampah yang tidak terangkut. Sekarang ini kita memiliki 135 TPS. Sebanyak 55 TPS saat ini sudah overload,” papar Ema.
Ia mengakui, faktornya karena pola pengangkutan tidak berjalan ideal. Selain tempat di sana masih banyak masalah, banyak tercegat macet juga terutama di Padalarang.
“Apalagi Sarimukti itu bukan hanya dipakai oleh Kota Bandung, tapi juga kabupaten sekitar, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau,agar masyarakat bisa bijak dalam memproduksi sampah.
Ia ingin mendorong, agar warga masyarakat bisa menyelesaikan sampah di rumah masing-masing. Sehingga tidak semua sampah dibuang di tempat akhir.
“Sampah ini tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai berpikir sampah itu harus berakhir di TPA. Tapi coba kita kelola sampah di rumah masing-masing, untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA,” tandas dia.