TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Tidak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid A Bactiar mengaku tengah melakukan profiling tentang komentar viral peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin ke warga Muhamamdiyah.
Komentar bernada ancaman itu diduga dipicu lantaran Muhammadiyah berbeda waktu dalam menentukan 1 Syawal 1444H atau Hari Raya Idulfitri 2023 dengan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Brigjen Adi melanjutkan, saat ini pihaknya sedang melakukan profiling terkait komentar ancaman yang dikemukakan oleh Andi Pangerang Hasanuddin.
“Sedang kami profiling tentang pernyataan tersebut,” kata Vivid dalam keterangannya kepada wartawan, dikutip TeropongNews di Jakarta, Selasa (25/4/2023).
Untuk diketahui, komentar ancaman itu diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin di tautan yang diposting oleh Thomas Jamaluddin, peniliti BRIN lainnya, terkait perbedaan metode penetapan hari 1 Syawal 1444H atau Idul Fitri 2023.
Mulanya, Thomas menuding Muhamamdiyah sudah tidak taat pada keputusan pemerintah karena berbeda penetapan Lebaran 2023.
Komentar itu lantas ditimpali oleh Andi Pangerang Hasanuddin menggunakan akun Twitter Ap Hasanuddin yang bernada sinis serta ada pengancaman hingga viral di media sosial.
“Saya tidak segan-segan membungkam kalian Muhammadiyah yang masih egosentris. Sudah disentil sama Pak Thomas, Pak Marufin dkk kok masih enggak mempan,” tulis AP Hasanuddin.
Lalu, AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S.
“Perlu saya halalkan enggak nih darah-darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot memang, sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan saya siap dipenjara. Saya capek liat pengaduhan kalian,” tulis AP Hasanuddin mengancam warga Muhammadiyah.