TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Pemuda-pemudi Booi, Aboru, Kariu dan Hualoy (BAKH) menggelar aksi demonstrasi di gedung DPRD Provinsi Maluku, di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Rabu (9/2/2022).
Mereka menggelar aksi demonstrasi, lantaran merasa tidak puas dengan lambatnya pemerintah baik Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), untuk memulangkan warga Kariu ke negerinya.
Dalam tuntutannya, pemuda-pemudi BAKH mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah, untuk secepatnya memulangkan masyarakat Kariu ke negerinya paling lambat Bulan Maret 2022.
“Sesegera mungkin Pemerintah Provinsi Maluku merealisasikan dana anggaran pembangunan rumah warga Negeri Adat Kariu,” teriak para pendemo.
Para pendemo juga mendesak Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif, dan Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon, untuk mendirikan pos keamanan secara permanen di perbatasan Negeri Kariu-Pelauw, Kariu-Dusun Ori, sesuai dengan Statement mereka.
Mereka juga mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah untuk secepatnya membangun rumah masyarakat Negeri Adat Kariu yang terbakar saat penyerangan oleh masyarakat Pelauw/Ori sejak 26 Januari 2022.
“Kami mendesak Kapolda Maluku untuk menangkap oknum pembacokan terhadap warga Negeri Kariu yang terjadi pada Selasa, 25 Januari 2022 oleh warga Dusun Ori,” pinta para pendemo.
Mereka juga meminta dan mendesak Kapolda Maluku, untuk segera menangkap pelaku penyerangan dan pembakaran rumah warga dan 2 rumah ibadah (Gereja), diantaranya Gereja Sidang Jemaal Allah dan Gereja GPM Lama warga Kariu.
Kapolda Maluku didesak untuk mengevaluasi Kapolsek Pulau Haruku, Kanit Intel Polsek Haruku, dan Bhabinkamtibmas yang diduga terlibat pada insiden penyerangan Negeri adat Kariu.
Aparatur negara dalam hal ini adalah TNI/POLRI didesak, untuk segera melakukan pemeriksaan dan penggeledahan warga Pelauw, dan Warga Ori, terkait penggunaan senjata api berupa senjata mesin (organik), dan segera menangkap oknum-oknum yang dengan sengaja menggunakan senjata api tanpa izin.
“Jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan kembali dengan massa yang cukup besar, dengan mungkin saja aksi yang tidak terkendali,” ancam mereka.
Untuk diketahui, dalam aksi demonstrasi ini, pemuda-pemudi BAKH diterima langsung Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury, dan sejumlah anggota Komisi I.