TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Pemahaman Ideologi Pancasila harus terus disosialisasikan di tengah globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan ancaman ideologi radikal. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Fraksi Partai NasDem MPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie saat diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema ‘Pancasila Sebagai Tameng Ideologi Radikalisme dan Ekstremisme‘ di Gedung Nusantara III, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/11).
Dilansir nasdem.id, Sekretaris Fraksi Partai NasDem MPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie mendorong agar materi-materi yang berkaitan dengan pemahaman ideologi Pancasila diberikan semasif mungkin, terutama kepada generasi muda Indonesia.
“Sebelum reformasi, cukup gencar untuk memberi pemahaman kepada generasi muda, sampai untuk masuk sekolah, kita harus mengikuti Penataran Pancasila baik di SMP, SMA, maupun pada saat mahasiswa,” ujar Syarief
“Terjadi degradasi dari pemahaman mencintai Pancasila. Kalau dulu ketika saya masih sekolah, pada saat orang menaikkan Bendera Merah Putih, kita berhenti, dan memberi penghormatan kepada bendera itu,” terangnya.
Syarief menyerukan agar seluruh komponen bangsa menghormati simbol-simbol Negara Indonesia serta mengingat perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
“Yang harus kita pahami bahwa memerdekakan Republik, berkibarnya Bendera Merah Putih itu tidak sedikit jiwa yang melayang, tidak sedikit yang menjadi yatim. Itulah nilai-nilai yang terkandung,” terangnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus saling menghormati, menghargai dan saling mencintai di tengah perbedaan-perbedaan yang ada.
“Islam itu mengajarkan hubungan kepada Allah dan hubungan kepada sesama manusia. Manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, bukan berkelahi, tetapi untuk saling mengenal dan memahami,” ujar Legislator NasDem dari Dapil Kalimantan Barat I (Sambas, Bengkayang, Kota Singkawang, Landak, Kayong Utara, Ketapang, Kota Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya) itu.
Pancasila, tegas Syarief, sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama manapun yang dianut di Indonesia. Justru Pancasila lah yang menyatukan seluruh perbedaan itu.
“Di dalam lima sila itu terkandung ajaran-ajaran agama, tak ada yang bertentangan. Jadi sampai akhir kiamat kita harus tetap pertahankan ideologi Pancasila ini,” pungkasnya.