TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Sekitar pukul 03.30 Wit, Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji bersama jajarannya melakukan operasi dadakan di Lapas Kelas IIB Merauke, Senin (10/05).
Hasilnya, masih ditemukan berupa HP, pisau, tombak, peralatan tato dan alat cukur. Totalnya mencapai 30 barang dan senjata tajam yang berhasil diamankan.
“Satu waktu kita akan ke sana lagi. Tapi saya akan lakukan program untuk memberikan bantuan untuk mereka,” ujar Kapolres Merauke kepada wartawan.
Menurut Kapolres Merauke, pengawasan terhadap keluar masuk barang dan orang ke dalam Lapas masih sangat kurang dan lemah. Ditambah lagi, tidak dibackup oleh anggota kepolisian. Lebih ngeri lagi, sebagian sajam disembunyikan dalam tanah.
Lebih lanjut, Kasat Reskrim Polres Merauke, AKP Agus Ferinando Pombos, SIK menyebut, dari kasus kericuhan Lapas kemarin, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi, baik dari anggota napi sendiri maupun dari sipil.
“Kemarin kita sudah periksa 18 dan hari ini enam orang yang kita periksa. Kita masih dalam tahap penyelidikan, belum penyidikan,” ungkapnya.
Motif kericuhan hingga menewasakan dua orang napi, berawal dari meninggalnya salah satu anggota napi karena terpapar Covid. Namun, sekelompok napi menduga bahwa itu terjadi karena disebabkan oleh dua korban yang mereka sebut sebagai pelaku suanggi.
Karena merasa tidak terima, terjadi adu mulut antara kedua yang dituduh dengan sekelompok napi lainnya. Lalu terjadi pengeroyokan hingga kedua napi yang dituduh sebagai suanggi meninggal dunia.
Ia berharap peraturan yang sudah mengatur tentang tata tertib di Lapas harus diperketat, khususnya memperketat tidak masuknya sajam ke dalam Lapas, sehingga tidak terjadi persoalan yang sama.