Dibalik Suksesnya Lomba Cerpen Kategori SD di Papua oleh PMP Jerman

TEROPONGNEWS.COM, JERMAN- Perhimpunan Mahasiswa Papua (PMP) Jerman, melalui divisi Pendidikan menggelar lomba menulis Cerita Pendek (Cerpen) untuk kategori anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Papua.

Lewat acara penutupan kegiatan perlombaan pada Sabtu (10/4/202) divisi Pendidikan PMP Jerman langsung mengumumkan pemenang lomba Cerpen kategori SD dan SLB, termasuk kategori critical essay dan inspirational story.

“Acara ini sengaja dipisahkan dengan webinar untuk pengumuman dua kategori lainnya yaitu critical essay dan inspirational story yang diadakan minggu lalu dikarenakan target audiens yang berbeda, jika digabung kami rasa webinar kemarin kurang tepat untuk adik-adik sekolah dasar karena terlalu berat materinya untuk usia mereka,” ujar Angel Berlian Fonataba, Ketua Panitia dalam keterangannya kepada divisi Pers dan Humas PMP Jerman.

Oleh karena itu kata Fonataba, pihaknya membuat acara tersebut dikemas sedemikian rupa, namun tetap mendapatkan motivasi untuk mengejar mimpi dari kakak-kakak yang hadir. Selain itu juga menggunakan juru bahasa isyarat sehingga acara bisa dinikmati juga oleh teman-teman yang gangguan pendengaran.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Prof. Dr. Ardi Marwan, dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan yang dibuat oleh PMP Jerman ini.

“KBRI berharap program ini bisa menjadi program tahunan PMP, karena lomba seperti ini baik untuk mengasah kemampuan diri di bidang menulis dan juga public speaking,“ pesannya.

Acara yang dipandu oleh Kakak Mario Matinahoru sebagai moderator ini dihadiri juga oleh teman-teman Komunitas Tuli Sorong dan berlangsung dengan meriah, dihadiri oleh kakak-kakak idola dari Papua seperti kakak Michael Jakarimilena, penyanyi jebolan Indonesian Idol season pertama yang ikut berbagi motivasi dan menyumbangkan suara emasnya dengan membawakan secara spontan lagu Tatinggal di Papua dari Pace Nogei.

“Lakukan hal-hal yang baik seperti disiplin dalam belajar dan berlatih untuk meraih mimpinya ade-ade, karena tidak ada yang tidak mungkin,” ujarnya.

Alberth Fakdawer yang berperan sebagai Denias di film Denias, Senandung di Atas Awan (2006) juga berbagi motivasi dengan mengutip salah satu dialog dari Maleo yang diperankan oleh Ari Sihasale, “Belajar itu bisa dimana saja”

Acara ini pun diisi dengan menyanyikan lagu Heal The World karya Michael Jackson oleh seluruh peserta yang dipandu dengan gabungan video cover dari Albert Fakdawer, Nicole Pasanea, Elis Sayuri, Lince Baransano, Trivhena Yabarmase, William Rio Sopaheluwakan, Fanny Renyaan, Nhi Thao Trinh, Yogi Jaelani, Inggrid Noya, Ishak Paryaribo, Josepha Tamaela , Angel’s Voice dan teman-teman PMP Jerman.

Hiburan lainnya yang tidak kalah seru adalah dua cerita dongeng yang masing-masing dibawakan oleh adik Maria Isabelle “Ape” Paribang, siswa TK Happy Holy Kids Manokwari dengan judul Aturan Baru di Rumah dan kakak Ansri Nauw dari Buku Untuk Papua dengan judul Lusi dan Aplena dari Teluk Mayalibit Raja Ampat. Adik Nafa Wambrauw dari Sorong ikut berpartisipasi dengan membaca puisi karyanya yang berjudul Papua. Selain itu terdapat sesi berbagi cerita dari peserta yang hadir, seperti adik Viola Sigalingging dari Tembagapura, adik Luthfi dari Berlin, kakak Agnes dari Komunitas Tuli Sorong dan kakak Dea dari PMP Jerman yang menceritakan pengalaman mereka selama masa pandemi berlangsung.

Di penghujung acara, para pemenang lomba diumumkan oleh Founder Buku untuk Papua (BUP) kak Dayu Rifanto yang juga merupakan juri kategori cerpen ini. Ada pun pemenang dari lomba menulis cerpen ini adalah sebagai berikut.

Juara 1 dimenangkan oleh Nadia Keren Latuheru dengan judul cerpen Sekolah di Rumah Karena Corona dari Kabupaten Sorong, juara 2 didapatkan oleh adik Viola Grimonia Yapen Sigalingging dari Tembagapura, Kabupaten Mimika dengan judul cerpen Cerita Insos sedangkan juara 3 dimenangkan oleh dua orang siswa yaitu Valentina Jeanne d’arc Sirken dari Kabupaten Manokwari dengan judul Pengalamanku di Tengah Pandemi dan Elieser Seseray dengan judul Karena Corona Mama Jadi Guru dari Waisai, Kabupaten Raja Ampat.

Acara ini pun diakhiri dengan pesan dari Agnes dan teman-teman dari Komunitas Tuli Sorong yang menyampaikan bahwa. “Kita semua sederajat, baik teman-teman tuli maupun teman-teman dengar. Mari kita sama-sama belajar untuk saling mengerti dan mengasihi satu sama lain”.

Angel Berlian Fonataba mengatakan bahwa rentetan acara lomba menulis yang berlangsung kurang lebih satu setengah bulan ini bisa berjalan dengan lancar karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

“Kami sempat pesimis pada awalnya tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, kompetisi ini ternyata diikuti oleh banyak adik-adik peserta dari seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara. Kami percaya ini semua adalah berkat yang kami terima dari hati-hati malaikat yang telah membantu kami,“ ujar Angel.

Dirinya juga menyampaikan harapannya agar kompetisi ini tetap bisa diadakan setiap tahunnya dan juga semoga PMP Jerman dan Komunitas Tuli Sorong bisa bekerja sama untuk menumbuhkan kesadaran untuk mematahkan stigma negatif di kalangan masyarakat Papua tentang teman-teman tuli.

Rangkaian acara ini pun ditutup dengan doa dan ucapan syukur yang dibawakan oleh Pdt. Luisye Sia-Panjaitan dari Bogor, Jawa Barat.
Acara ini bisa disaksikan kembali di kanal youtube resmi PMP Jerman.