Guna percepatan pembangunan kesejahteraan di daerah perbatasan negara di Provinsi Papua, Kabupaten Pegunungan Bintang mengadakan audiensi dan kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada.
Dengan kerja sama kedua belah pihak di bidang Tridarma Perguruan Tinggi diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perluasan dan peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng dan Bupati terpilih Kabupaten Pegunungan Bintang 2020 – 2025, Spey Yan Bidana, ST., M.Si di Balairung UGM, Selasa (5/1).
Spey Yan Bidana, ST., M.Si, Bupati terpilih Kabupaten Pegunungan Bintang 2020 – 2025, mengatakan Kabupaten Bintang adalah perbatasan negara sekaligus daerah tertinggal. Oleh karena itu, ia berharap dukungan dari UGM maupun alumninya untuk kegiatan pendidikan maupun percepatan pembangunan di Papua melalui Kabupaten Bintang.
“Kita fokus pada pengembangan sumber daya manusia, hingga masyarakat bisa menempuh pendidikan dari S1 sampai S3. Adapun di desa kami perbatasan diharapkan berdiri universitas yang sudah dirancang. Embrio berdirinya universitas di perbatasan negara akan kita dorong menyiapkan sumber daya manusianya dan berharap UGM bersedia sebagai bapak angkat untuk universitas tersebut,” katanya.
Spey Yan Bidana menambahkan dalam rangka mencapai kesejahteraan maka pembangunan diarahkan melalui pengembangan sentra agribisnis di wilayah perbatasan negara Papua di Kabupaten Pegunungan Bintang. Diantaranya menyusun grand desain sentra agribisnis di Kabupaten Pegunungan Bintang dan menyusun secara detail Kawasan Agribisnis Berbasis Masyarakat.
Beberapa perencanaan terkait potensi yang dimiliki, salah satunya adalah bisnis berbasis peternakan dan beberapa distrik pegunungan yang memiliki potensi untuk pengembangan kopi Arabica dan sebelah timur agrobisnis pengembangan vanili.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bintang sangat berharap UGM bisa membantu secara teknis membuat dokumen perencanaan sekaligus penyusunan anggaran.
“Kita memang sangat berharap bantuan UGM dalam penyusunan anggaran RPJM karena masalah yang dihadapi masyarakat Kabupaten Bintang paling mendasar adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi rakyat yang harus didukung infrastruktur,” jelasnya.
Harapan sama disampaikan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. Menurutnya, melalui audiensi dan kerja sama ini diharapkan mampu mengembangkan daerah Pegunungan Bintang lebih cepat maju. Tentu saja untuk memajukan daerah hal yang paling penting adalah mengembangkan kemampuan sumber daya manusia.
“Kita dengar tadi, bupati terpilih telah menyampaikan keinginannya merintis berdirinya sebuah perguruan tinggi, disana di perbatasan. Ini sebuah cita-cita mulia karena pembangunan daerah perbatasan ini kita lakukan jangan sampai daerah perbatasan kita lebih buruk dibanding negara tetangganya,” katanya.
Menurut Rektor jika negara tetangga jauh lebih baik dibanding dengan daerah perbatasan maka kondisi ini bisa berbahaya, sebab bisa-bisa warga negara di perbatasan menikmati fasilitas dari negara tetangga.
Diantaranya berbagai siaran televisi dan radio, apalagi jika jalan di negara tetangga jauh lebih baik dibanding daerah perbatasan tentu berdampak kurang baik.
Karenanya, kata Rektor, pembangunan di daerah perbatasan menjadi hal yang sebisa mungkin menjadikan daerah perbatasan sisi Indonesia jauh lebih maju dibanding negara tetangga.
Meski berat hal ini tetap harus dilakukan, sebab daerah yang berbatasan dengan Indonesia cukup panjang. Oleh karena itu, UGM menyambut baik untuk bekerja sama guna peningkatan sumber daya manusia di Kabupaten Bintang, untuk studi di UGM, baik untuk S1, S2 maupun S3. UGM membuka lebar untuk putra putri terbaik Kabupaten Pegunungan Bintang yang bisa menjalani atau mengikuti pendidikan di UGM.
“Sementara terkait hal-hal taktis soal pembangunan, bagaimana UGM membantu perencanaan kawasan maupun perencanaan keuangan dan lain-lain, UGM memiliki pakar-pakar yng bisa membantu untuk itu. Karena di UGM juga ada Gugus Tugas Papua yang dipimpin Bambang Purwoko yang bekerja membantu daerah papua. Saya kira banyak hal yang bisa kita lakukan untuk peduli, bagaimana kita membangun derah pinggiran karena sangat penting kesejahteraan dan eksistensi NKRI,” tuturnya.