TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Menanggapi pernyataan sikap penolakan bakal calon bupati non Papua Marind, yang dilakukan oleh Solidaritas Masyarakat Merauke, Selasa (18/8), di Halaman Kantor KPUD Kabupaten Merauke, Vinsensius Takafanem Kaize selaku orang tua angkat pemberi Marga Takafanem Kaize kepada bakal calon (balon) bupati Merauke, Heribertus Silubun Takafanem Kaize menyampaikan tanggapannya.
la mengatakan, Heribertus Silubun Takafanem Kaize sudah diangkat oleh empat golongan adat Marind, menjadi anak adat melalui ritual adat secara sah pada 2018 lalu. Meski beragam penilaian dari banyak pihak mengenai pengangkatan tersebut, Vinsensius dan empat golongan adat Marind sudah mengangkat secara sah, dan siap mendukung Heribertus maju menjadi bakal calon bupati di periode yang akan datang.
“Kita mendukung sejak dari awal calon di DPRD sampai calon bupati. Hubungan sebagai bagian dari keluarga sudah lama,” ujar Vinsensius kepada wartawan di Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Merauke, Rabu (19/8).
Pengangkatan dan dukungan untuk maju sebagai calon bupati semata hanya mengharapkan akan terjadi perubahaan kepada masyarakat Marind ke depan.
Menggunakan bahasa adatnya, Vinsensius menyampaikan ajakannya yang kalau diartikan, bunyinya seperti ini, “hai saudara saudara, tete, nenek moyang kami dan para leluhur kami, aku datang dan lahir di atas bumi Anim Ha ini, marilah bersatu bersama-sama membangun dan menata kota, marilah melihat dan bekerja membangun dengan hati untuk generasi di kemudian hari di atas bumi Anim Ha”.
Kerinduan untuk perubahan juga diutarakan Perwakilan Pemuda Kampung Waninggap Nanggo, Julianus Basik Basik. la mengajak masyarakat Marind untuk tidak membiasakan budaya demo, sebab demo bukanlah kebiasaan masyarakat Marind.
Dukungan kepada Heribertus bukan dilakukan dalam waktu singkat, tapi masyarakat sendiri telah mengikuti jejak selama perjalanan Heribertus mulai menjadi anggota DPRD sejak 2004. Sejak itu, masyarakat melihat, merasakan dan menilai hingga membuat kesimpulan dan menyepakati, dan mendukungnya maju menjadi kepala daerah.
Sementara Heribertus dalam kesempatan yang sama mengatakan, secara aturan dirinya maupun para pasangan calon lainnya sudah mengikuti prosedur sesuai tahapan pilkada.
“Kami inikan hanya mencalonkan diri, yang nanti menentukan siapa yang akan menjadi bupati adalah rakyat. Kalau kemudian rakyat menolak saya, saya bisa saja tidak terpilih, tapi ketika fakta membuktikan saya terpilih berarti banyak rakyat menghendaki saya menang. Nanti kita lihat peta konsentrasi suara, kira-kira di kampung-kampung lokal ini siapa yang unggul di sana, baru kita bisa bilang orang Marind menolak atau tidak,” ucap Herry.