Bintuni,TN– Corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan musuh manusia yang harus diperangi, tidak bisa dianggap biasa-biasa, pasalnya wabah ini bukan teman, juga bukan datang untuk mempengaruhi lalu pergi lagi, namun penularannya tidak nampak .
Penegasan ini disampaikan Bupati Teluk Bintuni,Ir Petrus Kasihiw,M.T saat ditemui awak media di Taman Kota Bintuni, Distrik Manimeri, Teluk Bintuni belum lama ini. Menurutnya, pertama yang dilakukan adalah membangun komitmen yang bersama-sama dengan Forkopimda serta seluruh Perangkat kita sepakat bahwa Covid-19 adalah musuh bersama.
Sehingga Pemda setempat membangun dua Kelompok kerja yang pertama Tim Satgas Covid-19 untuk menagani Covid-19 dan satu tim lagi Penaganan dampak Ekonomi sehingga tidak adanya tumpang tindih.
“ Dua tim ini bekerja saling membangun koordinasi dengan instansi dan OPD terkait. Tim Satgas menangani penyakit atau virus ini sehingga dia berkolaborasi dengan rumah sakit, kesehatan dan dinas terkait serta Tim Dampak berkolaborasi dengan Dinas Sosial, badan Penanggulangan Bencana Daerah dan OPD terkait,” ungkap Bupati kepada awak media.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, memiliki strategi yakni Tercepat dan lebih cepat dari musuh, kita harus cepat mengenal dan mengidentifikasi virus itu dengan cara medis dengan memutuskan arus keluar masuk Bintuni untuk sementara.
Kemudian harus cepat untuk membangun komunikasi dengan pihak lain dengan mengambil langkah Prefentif melakukan skrining terhadap semua orang yang Keluar masuk Bintuni menggunakan Rapid test
“ Secara Struktur di Kabupaten Bintuni ini juga terbentuk tim ditingkat kecamatan terutama di daerah yang dianggap rawan Pintu Masuk , sehingga secara sistematis saya memerintahkan Dinas Kesehatan dan Rumah sakit untuk membentuk tugas secara struktur, Puskesmas bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien OTG, ODP yang sedang dikarantina, untuk Rumah Sakit tetapmelayani pasien yang sudah PDP, Pasien OTG dan ODP tetap dilayani dan dipantau oleh tim gugus tugas,” ucapnya.
Bupati Teluk Bintuni optimis jika pasien positif melayani dengan baik maka mereka akan sembuh walaupun sampai hari ini belum ada obatnya,
“Saya optimis karena mereka semua adalah bagian dari keluarga kita sehingga kita melakukan upayah preventif kuratif atau pengobatan dengan cara jemput bola kita bekerja dimana mereka bersedia untuk dikarantina mandiri, semua itu kita bekerjasama dengan kepala kampong, aparat Kampung, bhabinkamtibmas dan Babinsa,” ujarnya.
Menurut Bupati Bintuni dengan keadaan yang cukup prihtin maka dirinya berani membeli alat PCR agar bisa dengan cepat melakukan pemeriksaan swab tanpa harus melakukan pengiriman ke Jakarta maupun Makassar.
Dengan pengalaman yang dimiliki Direktur RSUD Teluk Bintuni, dr Eka tentang pengungakapan malaria, bisa mengoperasikan alat PCR tersebut dan di transfer ilmunya kepada yang lainnya agar dapat membantu mengungkap kasus COVID-19.
“Dalam kondisi terdesak saya sampaikan semua harus belajar tidak tunggu-tunggu dan akhirnya mereka bisa mendapatkan persetujuan dari Kemenkes yang juga bisa memberikan ya semacam lisensi bahwa kita mampu kita bisa menentukan hasil pemeriksaan positif atau tidak dengan alat yang sama,” pungkasnya.