Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

IJTI Papua Barat Kecam Pihak-Pihak Yang Masih Mengundang Wartawan Jumpa Pers Tatap Muka

×

IJTI Papua Barat Kecam Pihak-Pihak Yang Masih Mengundang Wartawan Jumpa Pers Tatap Muka

Sebarkan artikel ini
Suasana jumpa pers tatap muka di loby kantor wali kota Sorong, terkait update penanganan covod-19. Foto istimewa.
Example 468x60

Sorong, TN- Tak ada berita seharga nyawa, itulah kata yang pantas untuk situasi jurnalis saat ini dalam melakukan tugas peliputan wabah Covid-19. Walaupun telah dikeluarkan protokol peliputan oleh sejumlah organisasi pers bagi seluruh jurnalis dan pemerintah serta semua pihak untuk menjaga keselamatan dalam tugas liputan jurnalis serta upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun upaya tersebut seoalah tak ada artinya. Undangan kepada jurnalis tetap masih ada dan masih dilakukan jumpa pers tatap muka. Padahal himbauan untuk menghindari adanya kerumunan orang banyak sudah dikeluarkan.

Example 300x600

Hal ini sangatlah disayangkan. Seharusnya satgas COVID 19 atau Pemkot Sorong serta organisasi pers yang masuk tergabung dalam satgas harus paham dengan himbauan yang sudah dikeluarkan.

“Kalau kalian mau kena penyakit yah kena sendiri, tidak usah ajak-ajak wartawan lagi. Kami menyesalkan langkah-langkah seperti itu. Kalian sendiri keluarkan himbauan, tapi malah kalian langgar, dengan mengelar jumpa pers tatap muka,” ujar ketua IJTI Pengda Papua Barat, Chanry Andrew Suripatty, melalui siaran persnya, Sabtu (5/4).

Kepada pemimpin media di kota Sorong, Chanry menghimbau untuk sama-sama berkomitmen dengan edaran Dewan Pers terkait protokol peliputan. Karena dengan kehadiran awak media di lokasi jumpa pers, hal ini sangatlah mungkin terjadi penularan virus.

“Bagi kawan-kawan pers jangan anggap remeh, jangan anggap biasa. Tetap jaga kesehatan dan keselamatan, kita semua tidak ingin ada wartawan di Papua Barat, khususnya di kota Sorong ini terpapar virus itu. Mari sama-sama patuhi protokol liputan. Jangan bikin diri keras, hebat, mau liputan eklusif tapi akhirnya menderita,” imbuh Chanry.

Dikatakan, jika ada wartawan yang terjangkit virus tersbut, apakah ada perhatian dari pihak terkait, pemkot atau tim satgas serta yang mengajak jumpa pers. “Saya pastikan tidak, karena mereka hanya menyampaikan terimakasih saja atas pengabdian sudah membantu pemerintah. Saya harap kawan-kawan harus ikut protocol dewan pers, karena tidak ada berita seharga nyawa,” tegasnya.

Hal ini juga telah diantisipasi, terutama media tv nasional terhadap semua contributornya di daerah melalui kebijakan redaksi masing-masing untuk mengutamakan protocol liputan. Dan untuk anggota IJTI Papua Barat, sudah ditegaskan untuk ikut aturan peliputan yang diturunkan dari dewan pers.

IJTI Papua Barat mengajak organisasi pers lainnya serta redaksi media untuk mendorong semua pihak pemangku kepentingan untuk melakukan jumpa pers virtual atau online dengan mengunakan aplikasinya yang sudah ada.

“Ini kita sudah pernah coba, waktu itu sudah ok, tapi Ndak tau tiba-tiba di tolak lagi…apa orang-orang ini sudah kebal dengan virus atau apa kami juga tidak paham. Intinya ketika anda sebagai satgas dan pemerintah minta warga untuk taat aturan dalam langkah social distancing, kami dari organisasi pers juga minta kalian taat aturan keselamatan liputan Jurnalis,” tandas Jurnalis MNC group ini.

Chanry juga minta kepada ketua organisasi pers untuk berdiri sebagai jurnalis yang independen. Organisasi pers hadir bukan untuk menjadi masalah melainkan sebagai pemecah masalah. Harus kasih ketegasan. Bukan kita ikut mau mereka dan nanti malah jatuh korban.

“Saya sebagai ketua organisasi pers akan terus mengkampanyekan keselamatan jurnalis sampai bencana ini berakhir. Ada yang mau senang dan tidak kepada saya dan organisasi saya, saya tidak perduli, karena saya ingin semuanya baik, terutama kepada awak media.

Example 300250
Example 120x600