TEROPONGNEWS.COM JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bertemu untuk membahas penurunan tanah dan ancaman banjir di Jakarta pada Jumat (1/11/2024) kemarin.
Menteri Dody menjelaskan rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall sepanjang 958 km pantai utara (pantura) dari Cilegon, Banten ke Gresik, Jawa Timur, termasuk trial 43 km Tangerang-Bekasi yang didanai Korea Selatan dan Belanda.
“Proyek ini merupakan bagian dari kerja sama trilateral yang dimulai 2016, bertujuan menangani banjir dan menyediakan air bersih,” kata Menteri PU Dody Hanggodo dikutip dari Instagram/@kementerianpu di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Sementara, Menko AHY mengatakan pembangunan infrastruktur khusunya Ibu Kota Nusantara (IKN) dan giant sea wall menjadi sorotan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai tindak lanjut, pada Februari 2017 dibentuk Project Management Unit NCICD (PMU NCICD). Pada 2020, PMU NCICD bersama trilateral ini menghasilkan Integrated Flood Safety Plan (IFSP) sebagai konsep pengendalian banjir terpadu, dengan fokus pada penyediaan air bersih, peningkatan sanitasi di muara sungai, dan pengendalian banjir.
Untuk penyediaan air bersih Kementerian PU telah menyelesaikan pembangunan SPAM Regional Jatilihur I yang bisa menyuplai air bersih 4.000 liter/detik untuk Jakarta, Bekasi (Kabupaten dan Kota) dan Kabupaten Karawang.
Saat ini Kementerian PU tengah menyiapkan konstruksi SPAM Regional Karian Serpong berkapasitas 3.200 liter/detik dan SPAM Regional Djuanda/Jatiluhur II yang rencana KPBU pada 2026 berkapasitas 2.054 liter/detik.
Sementara, untuk sanitasi saat ini tengah dibangun Jakarta Sewerage System Zona 1 dengan kapasitas 240.000 m³/hari.
Dody menyebutkan, Kementerian PU juga mengerjakan pengendalian banjir melalui Bendungan Ciawi dan Sukamahi di hulu, normalisasi Sungai Ciliwung, serta pompa dan tanggul pantai di hilir.
Menurut dia, apabila land subsidence di Jakarta terus berlangsung, maka pilihan terakhirnya adalah pembangunan tanggul laut tahap B/giant sea wall sepanjang 21 km.
“Tanggul laut tahap B ini akan mereduksi area banjir 112.000 m2 dan mengurangi potensi kerugian hingga Rp600 triliun,” katanya.