Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Olahan Kelapa Tua Menjadi Harapan Baru Perempuan Kasimle

×

Olahan Kelapa Tua Menjadi Harapan Baru Perempuan Kasimle

Sebarkan artikel ini
Minyak kelapa asli buatan mama-mama Papua yang ada di Kampung Kasimle. Minyak kelapa ini punya banyak manfaat untuk kesehatan maupun kecantikan.
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM – Senin (16/9/2024), Deburan ombak seiring dengan hembusan angin sedikit mengurangi hawa panas. Matahari pagi menjelang siang begitu terik, sinarnya menyilaukan mata bagi siapa saja yang memandang. Rasanya lebih nyaman jika berteduh di bawah pohon atau berlindung di sebuah pondok.

“Bluk….Bum…!” sesekali terdengar suara kelapa berjatuhan dari pohon nyiur yang tumbuh di sepanjang pesisir Kampung Kasimle. Kelapa yang jatuh bukan kelapa muda, tetapi kelapa tua yang berkulit kering, dan berwarna coklat keabuan.

Example 300x600

Kasimle adalah sebuah kampung yang berada di wilayah Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Kampung di wilayah pesisir ini, dikelilingi pohon kelapa yang berderet menjulang tinggi. Setiap pohon terdiri dari beberapa jenjang kelapa. Ada yang masih muda, kebanyakan sudah menua bahkan berjatuhan.

Tumbuhan kelapa yang melimpah, sementara yang di petik masyarakat sekitar hanya kelapa muda untuk di minum atau diambil dagingnya, menyebabkan banyak kelapa tua masih tersusun rapi di jenjang pohon.

Melihat kelapa tua yang jatuh berserakan tanpa guna, beberapa perempuan yang ada di Kampung Kasimle tidak kehilangan akal untuk memanfaatkannya. Awalnya, kelapa tua yang jatuh dibiarkan begitu saja berserakan. Atas ide mama-mama yang sayang melihat kelapa tua terbuang sia-sia, mereka mulai membuat minyak dari kelapa.

Produksi minyak kelapa murni yang dilakukan perempuan Kasimle mendapatkan dukungan positif dari PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (KPI RU VII) Kasim.

Tepatnya tahun 2023, Kampung Kasimle memiliki sebuah rumah pengolahan minyak yang dibangun oleh PT. KPI RU VII Kasim lewat Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Di rumah pengolahan minyak kelapa inilah kaum perempuan Kasimle memproduksi minyak kelapa murni.

Dua orang perempuan saat membelah kelapa tua dan mengeluarkan isinya. Kelapa tua itu akan diparut untuk proses pembuatan minyak kelapa asli. (Foto:Mega/TN).

Di rumah pengolahan, mama-mama tampak sibuk dengan aktivitas mereka. Ada dua orang perempuan tengah sibuk membelah kelapa tua dan mencongkel daging kelapa dari tempurung menggunakan parang. Anak-anak kecil yang menemani mama mereka di rumah pengolahan memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu, melihat betapa tekunnya mama-mama dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

Kelapa yang sudah diambil dagingnya dari tempurung dicuci, kemudian diparut. “ Ngggeeenggg…!” suara mesin parut membelah kesunyian. Suaranya sangat berisik. Tapi bagi kaum perempuan yang berada di rumah pengolahan, suara berisik mesin parut kelapa adalah sebuah harapan.

Dari mesin parut keluar serpihan kelapa cikal bakal untuk membuat santan. Kelapa yang sudah diparut disiram air, kemudian diperas menggunakan saringan untuk memisahkan santan dari ampasnya. Nah, jadilah santan kental yang siap untuk di masak.  Masaknya pakai kuali besar, di atas tungku dengan api sedang.

Mama-mama yang ada di rumah pengolahan sangat antusias mengerjakan bagiannya. Ada yang membelah kelapa, ada yang memarut kelapa, ada yang memeras kelapa, dan ada yang memasak santan hingga menjadi minyak kelapa. Proses memasak dari santan hingga menjadi minyak kelapa ini memakan waktu lama sekira 4-5 jam.

Satu persatu potongan kelapa tua dimasukkan ke dalam mesin parutan kelapa. Proses pemarutan kelapa dilakukan di rumah pengolahan minyak kelapa asli binaan PT KPI RU VII Kasim. (Foto:Mega/TN)

Setelah menjadi minyak, kemudian di tuangkan dalam baskom besar agar dingin dan diambil ekstraknya. Minyak dingin kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik yang kedap udara untuk menjaga keasilan dan kemurniannya. Hasilnya tak banyak, hanya beberapa botol saja.

Helena Maifun salah satu mama pengolah minyak kelapa  asli mengatakan, butuh waktu dua hari untuk mendapatkan hasil dari pengolahan minyak kelapa seperti yang mereka lakukan di rumah pengolahan.

“Misal hari ini kita pergi belah kelapa, terus diparut dan dimasak, habis itu kita taruh di drem, kasi diam dulu (didiamkan) besoknya kita timba (ambil)  dia punya minyak  yang su tapisah (sudah terpisah) dari ampasnya,”jelas Helena.

Meski hanya diminati di kampung sendiri, hal itu tidak menyurutkan perempuan Kasimle  untuk terus memproduksi minyak kelapa asli. Terlebih minyak kelapa itu mempunyai segudang manfaat mulai dari kesehatan hingga kecantikan.

“Kaka…itu kalau untuk urut paling bagus. Itu juga untuk obat macam hosa (sesak nafas), batuk, apalagi kalau anak-anak panas tinggi minum dicampur air lemon itu bisa sembuh,”kata Helena sambil mempromosikan minyak kelapa murni buatannya.

Helena sendiri sudah menekuni pengolahan minyak kelapa asli sejak dahulu, begitu juga mama-mama Papua lainnya yang ada di Kampung Kasimle. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menggunakan minyak kelapa yang dibuat sendiri, dibandingkan harus membelinya di warung atau di toko. Sebab, mereka percaya dengan keaslian produk yang dibuat sendiri.

Sementara untuk penjualan, minyak kelapa hanya dijual di sekitar kampung atau seputaran Distrik Seget sesuai permintaan. Harga perbotolnya sendiri dibanderol dengan harga Rp35.000 ukuran 1 liter dan Rp70.000 untuk ukuran 2 liter.

“Sejauh  ini hanya dijual di sekitar Seget, kadang kalau ada teman yang kita kenal di Kota Sorong kita jual juga untuk mereka,”kata wanita paruh baya itu.

Kaum perempuan Kasimle yang terbiasa membuat minyak kelapa asli, sangat terbantu atas bantuan PT KPI RU VII Kasim yang membangun rumah pengolahan minyak kelapa, lengkap dengan peralatannya seperti mesin parut kelapa, kuali, dan saluran air bersih yang mengalir.

Selain meringankan pekerjaan mama-mama dalam membuat minyak kelapa asli, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi mereka.

“Dulu sebelum ada mesin parut, kita cuma dapat minyak kelapa 10-15 liter. Karena kita dapat bantuan mesin dari perusahaan lagi jadi sudah ada empat mesin. Jadinya kalau satu kali buat itu bisa dapat 40 liter minyak kelapa,”kata Helena.

Sebagai upaya mendukung peningkatan produksi dan marketing dari minyak kelapa asli dari Kampung Kasimle, PT KPI RU VII Kasim sering memamerkan produk perempuan Kasimle dalam kegiatan Pertamina SMEXPO.

Bambang Imawan selaku Officer Communication, Relation, CSR & Compliance menjelaskan bahwa guna memperkenalkan produk minyak kelapa asli Kasimle, pihak perusahaan memamerkan produk minyak kelapa tersebut ke Pertamina SMEXPO, yang merupakan wadah bagi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Mitra Binaan Pertamina untuk belajar meningkatkan penjualan produk mereka.

Selain Pertamina SMEXPO, produk minyak kelapa asli dipamerkan dalam pameran Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) yang setiap tahunnya digelar oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha sebagai penunjang industri Hulu Migas.

“Pengembangan pengolahan minyak kelapa sudah dilakukan oleh kami sejak tahun 2023, tahun lalu. Kita tetap lakukan monitoring evaluasi, kira-kira sudah sejauh mana pengolahannya, atau ada kendala apa saja saat melakukan pengolahan,”kata Bambang Imawan, pria yang akrab disapa Ibeng menjelaskan detail tentang upaya yang telah dilakukan perusahaan.

Rumah semi permanen yang menjadi tempat pengolahan minyak kelapa asli untuk bagi mama-mama Papua yang ada di kampung Kasimle.

Ia menyebut, sebagai wilayah Ring 1, selain memberikan gedung semi permanen untuk dijadikan tempat pengolahan, Pertamina KPI RU VII Kasim juga memberikan bantuan berupa empat unit mesin parut, drem plastik warna biru,  kuali ukuran besar, serta tungku.

Tidak hanya memerhatikan dari segi sarana prasarana, Pertamina Kasim juga memerhatikan kaum perempuan Kasimle yang menderita tuna netra parsial agar bisa bergabung dalam produksi minyak kelapa asli di rumah pengolahan.

Menurut Community Development Officer, Dyah Putri Utami, ada beberapa orang mama-mama pengolah minyak kelapa asli yang menderita tuna netra parsial adalah penderita katarak yang tidak ditangani sehingga satu sisi penglihatan tidak optimal.

“Dari fisiologis matanya nampak jelas, jadi memang mudah dikenali mana yang menderia tuna netra parsial. Kalau kendala, mereka harus lebih hati-hati  karena hanya menggunakan satu sisi penglihatan, ada juga mama-mama yang pandangannya berbayang,” jelas Dyah Putri.

Tapi karena kebutuhan, lanjut Dyah Putri, akhirnya mau tidak mau tetap beraktivitas. Melalui program pemberdayaan pengolahan minyak kelapa asli ini, perusahaan mendorong akses prioritas untuk mama-mama penyandang tuna netra.

“Karena sekarang aktifvitasnya sudah berkelompok dan tidak sporadis, mama-mama penyandang tuna netra parsial biasanya diberi tugas yang lebih ringan dan minim resiko,”bebernya.

Program Pemberdayaan Masyarakat PT KPI RU VII Kasim menjadi angin segar bagi kehidupan kaum perempuan Kasimle, yang terdiri dari mama-mama yang bergantung dari hasil kebun.

Produk minyak kelapa asli dari pengolahan kelapa tua menjadi harapan baru bagi kaum perempuan Kasimle untuk mendulang rejeki. Dukungan pertamina sangat berarti bagi kemajuan masyarakat Kasimle, yang berada di wilayah Ring 1 PT KPI RU VII Kasim.

Example 300250
Example 120x600