Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Menguak Strategi Fenomena Kopi Gerobak Keliling

×

Menguak Strategi Fenomena Kopi Gerobak Keliling

Sebarkan artikel ini
Pembeli tengah menunggu sajian kopi keliling Jago (Foto:ist).
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Jika kita belakangan ini diramaikan dengan pemandangan kopi gerobak keliling di berbagai sudut kota, tidak mengherankan kalau kehadiran mereka ini menjadi sebuah jawaban bagi para penikmat kopi tanah air. Menawarkan jenis kopi dengan harga yang terjangkau atau bisa dibilang murah, namun kualitas yang diberikan bersaing dengan kedai kopi kekinian.

Tidak bisa dipungkiri, kehadiran kopi gerobak keliling menjadi disrupsi di era persaingan bisnis kopi. Nyatanya harga kopi puluhan ribu rupiah masih dirasa memberatkan bagi generasi muda kelas menengah. Tidak jarang kemudian menjadi cibiran karena dianggap kebiasaan yang memboroskan.

Example 300x600

Tentu dengan harga mulai dari Rp 8 ribu, kini masyarakat dapat menikmati kopi berkualitas di setiap sudut jalan tanpa perlu merogoh kocek dalam untuk menikmati  dengan kehadiran kopi gerobak keliling. Peluang ini yang kemudian yang menjadi strategi dari fenomena kopi gerobak keliling.

“Kita mau menyajikan kopi berkualitas untuk semuanya. Masa blue collar nggak bisa minum kopi enak? Ini nggak fair untuk mayoritas populasi masyarakat kita. Ini jadi strategi kita sebagai toko berjalan,” ujar CEO Kopi Jago Yoshua Tanu dalam keterangannya di video Youtube Volix Media dikutip Selasa (23/10/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Industri Kopi Tanah Air Regi Suryo juga menjelaskan mengapa kemudian dengan kualitas yang serupa, kopi gerobak keliling dapat menawarkan harga yang sangat terjangkau dan relatif murah jika dibandingkan di kedai kopi. Ada proses penambahan nilai yang berhasil dipangkas oleh gerobak kopi keliling ini yang membuat harganya bisa jauh lebih murah.

“Kalau kita tarik satu cycle di coffee shop itu kan ada pertambahan nilai di setiap prosesnya. Kalau di gerobak bisa murah karena mereka berhasil nge-cut cost production ya. Jadi sampai di cup harganya bisa semurah itu,” tutur Regi Suryo.

Fenomena ini kemudian bersambut di platform X (Twitter) yang membuat warganet saling lempar opini. Dari utas yang dibuat akun @IanSalim awalnya mengkhawatirkan kehadiran kopi gerobak keliling dapat menggeser eksistensi “starling”, julukan pedagang kopi bersepeda keliling yang sudah ada sebelumnya.

Utas yang kini telah mencapai jangkauan 4,4 juta tersebut, disambut dengan berbagai pendapat oleh warganet lainnya. “Ini sih mengisi celah segmen yang kosong antara starling dan Coffee To Go, rasanya penggemar starling ga akan beli kopi begini ya, penggemar sachet itu cenderung tidak suka kopi hasil mesin espresso. Dari segi harga juga bisa 2x lipat starling kan?” respon akun @RoyHermans_ di kolom komentarnya.

Jadi, kalian tim peminum kopi apa nih?

Example 300250
Example 120x600