TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan banyak terjadi lipstick effect, di mana daya beli melamban, akan tetapi dine-out tetap jalan.
Menurut dia, kondisi ini merujuk pada perubahan perilaku konsumen ketika menghadapi krisis ekonomi, yakni konsumen akan lebih bersedia membeli barang mewah yang lebih murah daripada menghabiskan tabungan untuk sesuatu yang besar.
“Jadi di masa krisis, muncul namanya lipstick effect, orang akan cenderung spending ke hal-hal mewah tapi sifatnya lebih affordable. Misalnya, dine-out di mal,” kata Yuswohady dalam Press Conference Indonesia Industry Outlook 2025 dengan tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? dikutip di Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Ia menekankan, ini selaras dengan riset Inventure yang menyebutkan di tengah ketidakstabilan ekonomi, banyak dari kelas menengah yang terpaksa memotong anggaran.
“Berdasarkan hasil riset pos pengeluaran yang paling besar dan prioritas dipangkas adalah salah satunya produk skincare premium,” katanya.
Ia menuturkan, meskipun untuk produk skincare affordable masih tetap akan dipertahankan.
“Sementara menariknya di tengah penurunan daya beli, biaya untuk makan di luar merupakan pos pengeluaran yang paling kecil dipangkas dan tidak prioritas dipangkas, disusul pendidikan non-formal/tambahan,” katanya.