Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaPILKADA 2024

Ketua MUI PBD Bilang Isu SARA Sensitif dan Memecah Belah Tradisi Toleransi Antar Anak Bangsa

×

Ketua MUI PBD Bilang Isu SARA Sensitif dan Memecah Belah Tradisi Toleransi Antar Anak Bangsa

Sebarkan artikel ini
Ketua MUI PBD yang juga Calon Wagub nomor urut 3 , H. Ahmad Nausrau didampingi Mantan Anggota DPD RI, M. Sanusi Rahaningmas dan Ketua Tim Relawan Pemenangan ESA, H. Abdul Muthalib Salim foto bersama
Ketua MUI PBD yang juga Calon Wagub nomor urut 3 , H. Ahmad Nausrau didampingi Mantan Anggota DPD RI, M. Sanusi Rahaningmas dan Ketua Tim Relawan Pemenangan ESA, H. Abdul Muthalib Salim foto bersama
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Di masa kampanye menjelang hari pemungutan suara Pilkada Provinsi Papua Barat Daya mulai marak isu SARA disebarluaskan. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan retaknya harmonisasi antar umat beragama.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, H. Ahmad Nausrau angkat bicara. Seluruh masyarakat punya kewajiban yang sama menyukseskan Pilkada.

Example 300x600

“Apalagi sebagai Paslon. Kita punya tanggung jawab lebih besar untuk menjaga kebersamaan di masa kampanye. Sehingga isu – isu yang dapat merusak atau menggangu jalannya pesta demokrasi harus kita jaga bersama, “kata Ahmad Nausrau usai menghadiri deklarasi Keluarga Atamari Seram Bagian Timur (SBT) untuk memenangkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau yang berlangsung di Sahid Mariat Hotel Sorong, Sabtu (19/10/2024).

Diakui oleh Ahmad Nausrau isu SARA sangat sensitif, tetapi tidak menguntungkan paslon peserta Pilkada sama sekali. Sudah tidak menguntungkan, tetapi dampaknya sangat luar biasa sekali, sebab dapat memecah belah persaudaraan anak bangsa di Papua Barat Daya.

Kegiatan Deklarasi Keluarga Atamari Seram Bagian Timur (SBT) untuk memenangkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau yang berlangsung di Sahid Mariat Hotel Sorong, Sabtu (19/10/2024)
Kegiatan Deklarasi Keluarga Atamari Seram Bagian Timur (SBT) untuk memenangkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau yang berlangsung di Sahid Mariat Hotel Sorong, Sabtu (19/10/2024)

“Oleh karena itu, pesan saya. Pesta demokrasi harus kita sukseskan dan kerukunan antar umat beragama harus kita jaga pula bersama,” kata Ahmad Nausrau memberi pesan.

“Pesta demokrasi ini cuma singkat waktunya. Tetapi kerukunan, kebersamaan dan persaudaraan akan terus berlangsung selamanya. Maka semua paslon peserta pilgub, pilbup dan pilwalkot punya kewajiban yang sama pula untuk menjaga persaudaraan dan toleransi yang sudah terjalin baik dan diwarisi oleh generasi pendahulu kita, ” tutur Ahmad Nausrau.

Toleransi kerukunan umat beragama di Tanah Papua termasuk di Provinsi Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau katakan menjadi role model bagi daerah lain di seluruh Indonesia. Bahkan tiga tahun berturut – turut Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya mendapat penghargaan sebagai provinsi dengan toleransi antar umat beragama terbaik di Indonesia.

“Di Fakfak, Kaimana, Bintuni, dan Sorong Selatan itu ada istilah agama keluarga, ada istilah satu tungku tiga batu. Tradisi itu ada untuk menunjukkan bahwa toleransi kita di Papua Barat Daya berjalan dengan baik. Kita 3 tahun berturut – turut mendapat penghargaan sebagai daerah dengan tingkat toleransi terbaik di Indonesia, ” ungkap Ahmad Nausrau.

Majelis Ulama Indonesia sendiri, kata Ahmad Nausrau, telah mengeluarkan instruksi atau fatwa agar umat memilih pemimpin yang amanah, dicintai oleh rakyat dan mencintai rakyat serta mampu menjaga nilai – nilai demokrasi.

“Sebagai ketua MUI Papua Barat dan Papua Barat Daya yang juga Paslon calon wakil gubernur nomor urut 3 saya mengajak semua pihak untuk terus merajut persaudaraan, ” kata Ahmad Nausrau.

Mantan Anggota DPD RI dan politisi senior di Sorong Raya, M. Sanusi Rahaningmas katakan Pilkada itu pesta demokrasi untuk memilih pemimpin daerah bukan ajang pemilihan ketua organisasi keumatan atau pemimpin pemuka agama.

“Kita ini sedang memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Untuk jadi pemimpin, bukan harus dilihat agamanya, tetapi rekam jejak, dan keberhasilan dia memimpin suatu daerah, ” kata Sanusi Rahaningmas.

Kemudian Gubernur dan Wakil Gubernur, kata Sanusi Rahaningmas adalah kolektif kolegial saling mengisi dan melengkapi.

“Jadi sekali lagi saya sampaikan, tolong hentikan isu – isu yang berkaitan dengan SARA. Saya pilih Elisa Kambu, karena saya tahu rekam jejak beliau ketika memimpin di Asmat selama 10 tahun, semua lapisan masyarakat di rangkul, karena beliau membangun dengan hati, ” ujar Sanusi Rahaningmas mengingatkan.

Kemudian Elisa Kambu ini, lanjut Sanusi Rahaningmas, seorang pamong yang merintis karir dari pegawai biasa kemudian menjadi kepala distrik hingga sekda lalu menjadi Bupati 2 periode.

“Saya perlu kasih tahu , calon gubernur Elisa Kambu ini memilih Ahmad Nausrau yang merupakan Ketua MUI Papua Barat dan Papua Barat Daya. Dan tidak mudah loh untuk bisa diangkat menjadi ketua MUI, ” kata Sanusi Rahaningmas.

Diingatkan kembali oleh Sanusi Rahaningmas, pesta demokrasi ini, kita bukan memilih agama tetapi kita memilih pemimpin daerah.

“Gubernur dan Wakil Gubernur inikan kolektif kolegial. Kita fair – fair saja, demokrasi ini kebebasan buat semua orang, ” tutup Sanusi Rahaningmas.

Ditempat yang sama, Ketua Tim Relawan ESA Provinsi, H. Abdul Muthalib Salim mengajak ulama dan pemuka agama untuk tidak memakai bahasa agama yang dapat mengadu domba.

“Kita ini memilih pemimpin untuk rakyat. Bukan memilih pemuka agama. Pemimpin yang baik kata Rasulullah Saw adalah pemimpin yang senantiasa disenangi rakyatnya dan rakyat mendoakannya, ” ucap pria yang biasa disapa abang Thalib ini.

Berangkat dari situ, bang Thalib sampaikan para relawan yang bergabung untuk memenangkan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau datang dari berbagai kerukunan keluarga, organisasi kemasyarakatan tanpa memandang agama, suku dan ras. Mereka  bergerak karena punya visi yang sama yaitu ingin memilih pemimpin daerah yang membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat.

“Saya mengajak kepada semua masyarakat untuk memilih pemimpin yang baik, pemimpin yang senantiasa mendengar suara rakyat, dan pilihan itu hanya ada pada bapak Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau, ” kata Abang Thalib mengakhiri penyampaiannya.

 

 

 

 

Example 300250
Example 120x600