Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Bersama Kilang Kasim, Literasi Tumbuh di Kampung Kasimle  

×

Bersama Kilang Kasim, Literasi Tumbuh di Kampung Kasimle  

Sebarkan artikel ini
salah satu anak kampung Kasimle sedang memilih buku di rak buku yang ada di rumah baca Kasimle. (Foto:Mega/TN)
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Senin (17/9/2024), Dunia pendidikan semakin maju, era digital merambah hingga pelosok negeri. Banyak masyarakat yang tinggal di pedalaman belum melek literasi.

Kasimle adalah kampung tertua di distrik Seget, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, yang bisa dikatakan jauh dari akses transportasi umum ditambah kondisi jalan yang cukup memacu adrenalin. Tapi jangan, salah di sana sudah melek literasi.

Example 300x600

Kampung yang berada di wilayah Ring I PT Kilang Pertamina International (KPI) Refinery Unit (RU) Kasim tersebut sudah ada Rumah Baca (Ruba) Kasimle, yang diperuntukkan untuk masyarakat.

Ruba Kasimle memiliki buku-buku yang sangat membantu sebagai bahan bacaan anak-anak. Tentu saja buku-buku itu sangat membantu menambah wawasan anak-anak Kampung Kasimle untuk mengenal dunia luar. Dari bacaan itu anak-anak bisa belajar membaca lebih lancar, belajar mendongeng, dan belajar menulis.

Gedung rumah baca ini dibangun sejak tahun 2018, dinisiasi oleh Komunitas Gaba Ceria (Gabria) lewat 20 persen anggaran dana kampung. Pada tahun 2020 rumah baca ini mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).

Rumah baca sempat terbengkalai. Penyebabnya, jarang ada pendamping karena kesibukan masing-masing dari pendamping. Beruntung, mulai 2024 melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT KPI RU VII Kasim, Ruba Kasimle mulai bergerak kembali.

Community Development Officer (CDO) PT. KPI RU VII Kasim, Fita Fiona mengungkapkan, pihak perusahaan mengaktivasi rumah baca tersebut pada tahun 2024 lewat Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Ruba Kasimle tidak besar, hanya berukuran 5×5, tapi cukup untuk menampung buku maupun anak-anak yang ingin membaca di situ. Letaknya pun bersebelahan dengan SD Kasimle. Gedung rumah baca ini dibangun sejak tahun 2018, dinisiasi oleh Komunitas Gaba Ceria (Gabria) lewat 20 persen anggaran dana kampung. Pada tahun 2020 rumah baca ini mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).

Rumah baca Kasimle yang menjadi perhatian komunitas TBM pada tahun 2018.

Sejak mulai aktif, keberadaan Ruba Kasimle menjadi perhatian komunitas Taman Baca Masyarakat (TBM) ataupun komunitas literasi di Sorong. Komunitas inilah yang kerapkali memberikan bantuan buku di Ruba Kasimle.

Kondisi Ruba Kasimle yang sempat terbengkalai sejak tahun 2020, menggugah perhatian serius dari CSR PT KPI RU VII Kasim. Melalui program PPM, Ruba Kasimle mulai aktif kembali. Harapannya, dari rumah baca itu literasi di Kampung Kasimle tumbuh, dan mampu membangun semangat serta budaya belajar sejak dini.

Menurut Fita Fiona, banyak  tantangan yang dihadapi Kampung Kasimle dalam akses pendidikan dan ilmu pengetahuan.

“Anak-anak sering ke hutan ikut orang tua mereka untuk cari sayur, atau berkebun. Dicari di sekolah atau di posyandu tidak ada, ternyata pergi ke hutan. Jadi dengan adanya rumah baca ini mereka punya wadah untuk mendukung perkembangan otak anak yang mana akan memengaruhi tumbuh kembangnya hinggga dewasa,”ucap Fita Fiona.

Seperti yang diceritakan oleh Fita Fiona, kondisi Ruba Kasimle sedikit berwarna setelah diaktifkan kembali. Kakiku terus melangkah, ingin melihat bagian ruangan rumah baca.

Teropongnews menyambangi langsung Ruba Kasimle, pada, Senin (17/10/2024), berikut laporan wartawati Teropongnews, Mega Wati.

Kakiku terus melangkah. Ingin melihat bagian ruangan rumah baca. Setelah melewati jalanan kampung di antara jajaran rumah masyarakat, akhirnya sampai juga di Ruba Kasimle.

“Woww…!, tidak disangka, di dalam ruangan sudah banyak anak-anak yang sudah duduk berjejer. Kesannya, mereka menyambut kami dengan tepuk tangan dan sorak-sorai.

Usia mereka antara 5-10 tahun. Kegembiraan mereka serasa menghilangkan segala lelah yang kami rasakan. Anak-anak itu ada yang membaca, ada yang menggambar, mewarnai, bahkan ada yang hanya sekedar bersenda gurau dengan temannya.

buku-buku yang dipilih oleh anak-anak kampung Kasimle di rumah baca kebanyakan adalah buku dongeng dan menggambar. (Foto:Mega/TN)

Di dalam ruangan itu, terdapat rak buku yang terbuat dari kayu jati. Tampak buku-buku tersusun rapi di dalam rak. Banyak jenis buku di dalam rak itu, tetapi anak-anak lebih memilih buku dongeng bergambar.

“Mata Oto terbelalak melihat makanan di atas meja”

“Wah masakan mama banyak sekali,”kata Oto.

“Ada nasi, tumis kangkung, tempe goreng, dan sambal,”kata Oto.

“Em, sedapnya. Mama memang pandai memasak,”puji Oto.

Sebuah percakapan yang dibacakan oleh salah satu anak perempuan bernama Sania. Ia membaca buku dongeng, lengkap dengan gambar ilustrasi di sisi kiri halaman buku.

Sania, saat diminta maju ke depan oleh bu guru Marleni untuk membacakan buku dongeng. Tampak teman-teman yang mendengarkan dongeng sambil membercandai teman lainnya. (Foto:Mega/TN)

Anak lainnya juga terlihat berulang kali mengambil buku yang ada di rak hingga menemukan buku yang ia suka. Senda gurau sesama mereka menghiasi rumah baca tersebut.

Sesekali ada yang menarik helai rambut temannya dari belakang, ada yang tengah berbisik, hingga melepas tawa. Hanya mereka sendiri yang bisa memahami arti dari canda tawa tersebut.

Di sudut ruangan pun terlihat satu anak lelaki berbaju kaos warna orange dan celana pendek abu-abu tengah menyendiri dan memilih menyandarkan tubuhnya ke rak buku.

Satu persatu halaman buku dibuka. Dari sampulnya, tertulis “Sang Pemburu” bergambar sosok pria gagah dengan pakaian adat khas Dayak lengkap dengan tombak di tangan kiri.

seorang anak laki-laki bernama Satiel Mugu sedang menyendiri dan menyandarkan tubuhnya di rak buku sambil membaca buku dongeng. (Foto:Mega/TN)

“Anak-anak, coba Kam (kamu) tenang sedikit,”kata salah satu guru di rumah baca yang sesekali menenangkan anak-anak yang mulai terdengar bising.

Bu guru Marleni, demikian sapaan kepada wanita yang kesehariannya mengajar di SD Kasimle. Wanita paruh baya ini menjelaskan, aktivitas yang ada di rumah baca antara lain membaca, mendongeng, menggambar dan mewarnai. Hal itu terlihat dari buku-buku yang dipegang oleh anak-anak tersebut.

“Di rumah baca ini, anak-anak bisa membuka wawasan mereka untuk mengetahui kehidupan di tempat lain atau di luar sana, lewat buku-buku yang dibaca,”ucapnya.

Raut dan tatap mata Marleni terhadap anak-anak itu seakan terlintas doa dan harapan untuk mereka agar kelak mereka dewasa nanti dapat membangun kampung Kasimle.

Rumah baca ini, sempat tidak lagi aktif dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Hal itulah yang menyebabkan guru-guru lebih memilih berada di kota daripada mengajar di kampung. Namun, dengan keterbatasan yang ada, Marleni tetap berupaya agar anak-anak Kampung Kasimle mempunyai kegiatan tambahan sepulang sekolah.

Marleni begitu berterimakasih kepada PT KPI RU VII Kasim karena sudah memberikan dukungan dengan menghidupkan kembali rumah baca.

“Kilang Pertamina Kasim juga bantu kitong (kita) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), jadi kitong bisa merasakan listrik di siang hari, karena PLN disini belum 24 jam sehingga sangat membantu,”ucapnya.

Area Manager Communication, Relations, CSR, & Compliance RU VII Kasim, Ferdy Saputra mengatakan, pihak perusahaan akan terus berupaya membangun kemandirian di setiap desa binaan yang berdampingan dengan kilang, salah satunya adalah rumah baca.

Menurutnya, Kampung Kasimle telah mengalami banyak perubahan terutama di bidang pendidikan, karena secara tidak langsung dapat meningkatkan minat baca anak-anak dan pemberantasan buta aksara.

Kampung Kasimle mulai bertumbuh dengan program literasi. Pertamina Kasim melalui program CSR mendukung pendidikan di Kampung Kasimle, karena bagian wilayah Ring I.

Tidak menutup kemungkinan, generasi penerus Kasimle akan maju dalam dunia pendidikan. Menyesuikan tuntutan jaman, yang kian hari meningkat di era digital. (*)

 

Example 300250
Example 120x600