TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta merespons soal gerakan golongan putih (golput) dan gerakan coblos semua pasangan calon (paslon) di Pilkada 2024.
Anggota KPU Provinsi DKI Jakarta, Dody Wijaya menyebut, gerakan-gerakan tersebut tidak akan mempengaruhi kemenangan paslon karena sama sekali tidak memiliki arti.
“Gerakan golput atau gerakan coblos semua ini tidak punya makna dalam pemilu,” kata Dody kepada wartawan di gedung KPU DKI, dikutip Sabtu (14/9/2024).
Dody menuturkan bahwa masyarakat Jakarta pasti akan lebih rasional dalam menyikapi polemik di Pilkada 2024. Lalu, tak akan terpengaruh dengan gerakan-gerakan yang menganggu proses jalannya pemilu.
Dia menambahkan, ada banyak cara untuk masyarakat dalam menggunakan hak pilih. Untuk itu, harapannya akan banyak masyarakat yang tetap berbondong-bondong datang ke TPS agar menggunakan hak pilihnya.
“Ada tiga menu yang kita pilih yang sesuai kesukaan kita. Ini kan hak yang diberikan konstitusi, sayang sekali masyarakat Jakarta kalau tidak gunakan hak pilih,” jelas Dody.
“Masa depan Jakarta itu berada di tangan warga Jakarta,” katanya lagi.
Di sisi lain, Anggota KPU DKI lainnya, Astri Megatari menuturkan, ada pidana yang menjerat bagi orang yang mengajak warga lain untuk tidak memilih atau golput.
Hal tersebut sama dengan ketika ada yang memberikan uang untuk orang memilih paslon tertentu.
“Namun kalau kita mengajak masyarakat untuk tidak memilih, itu bisa dipidanakan,” kata Astri.
Selain itu, Astri mengungkapkan, pihaknya merasa optimis dengan masyarakat Jakarta dapat menilai salah satu dari ketiga paslon dengan pikiran dan pandangan yang terbuka.
Kendati begitu, ia tetap tegak lurus dan menghormati hak warga, apakah akan menggunakan hak suaranya atau tidak.
“Jadi memilih itu kan sebenarnya hak masing-masing warga, apakah memilih atau tidak,” ungkap Astri.***