TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan menggelar Rapat Koordinasi Teknis Bidang Lingkungan Hidup, Kamis (12/9/2024) di Belagri Hotel , Kota Sorong.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu mengatakan bahwa Rakornis ini bertujuan untuk mendapat saran dan masukan dari semua instansi lingkungan hidup di kabupaten/kota terkait dengan pembangunan berkelanjutan di Papua Barat Daya.
“Selain program-program apa saja yang bisa diberi saran masukan untuk kami ajukan, juga apa yang bisa mereka lakukan. Jadi kami datangkan Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Papua jadi pembicara,”ujarnya.
Kelly mengungkapkan, dalam Rakornis ini juga pihaknya banyak menerima saran dan masukan terutama yang berkaitan dengan penanganan sampah.
“Terkait sampah, tahun 2030 itu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah ditutup secara nasional. Oleh karena baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus mengsiasati pembangunan tempat pembungan sampah dengan konsep untuk mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (rycyle) atau yang disebut TPS 3R,”terang Kelly.
Tentunya, sambung Kelly, harus dilalui dengan ada aturan dan provinsi Papua Barat Daya sudah mempunyai kebijakan strategi pengendalian sampah rumah tangga dan sejenisnya.
“Kemudian menyangkut limbah Bahan Berbahaya dan Berancun (B3) ini merupakan unsur pidana. Misalkan rumah sakit yang ada di Sorong ini , limbah B3nya itu mereka buang kemana, kalau dibakar sesuai dengan standar atau tidak atau dengan insenerator, “imbuhnya.
Sementara Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Papua, Edward Sembiring berharap TPS 3R di Papua Barat Daya diperbanyak, sehingga yang dibuang ke TPA hanyalah residu atau sampah yang bisa dimanfaatkan.
“Semakin banyak TPS 3R di masing-masing kabupaten di Papua Barat Daya semakin bagus, artinya sampah yang ada sudah terkelola dengan baik, dan terpilah sesuai pemanfaatannya. Misal bisa dibuat pusat maggot dari sampah organik,”ucapnya.
Sebab, kata Edward, banyak kabupaten/kota yang ada di luar Papua sudah berhasil mengolah sampah, terutama sampah dari plastik yang diolah menjadi Paving Block.
“Sehingga dibutuhkan industri pengolahan di Papua dan saya sangat setuju itu. Saya pikir Pemda Papua Barat Daya kaya dan sanggup mengundang investor itu, tinggal bagaimana teknologi yang digunakan dan bagaimana pengolahan sampah limbah sampah plastik maupun sampah rumah tangga,”pungkasnya.