Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Soal Penanganan TBC, Pemkot Bandung Berupaya Secara Preventif

×

Soal Penanganan TBC, Pemkot Bandung Berupaya Secara Preventif

Sebarkan artikel ini
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono. Foto-Ist/TN
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya melakukan penanganan yang maksimal dalam kasus TBC alias Tuberkolosis. Hal ini menjadi penting, pasalnya kasus di Kota Bandung mulai Januari-Juni 2024 mencapai 4.800 kasus.

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengaku, dirinya telah memberi pengarahan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk menangani kasus tersebut.

Example 300x600

Bukan hanya soal penyembuhan saja, Bambang pun memastikan data secara realtime bisa diupdate, sehingga sebagai analisis untuk mengukur pencapaian.

“Kita terus melakukan pencegahan. Mulai dari sanitasi hingga pola hidup bersih dan sehat terus disosialisasikan,” kata Bambang kepada wartawan, di Bandung, Selasa (9/7/2024).

Untuk itu, Ia meminta OPD hingga kewilayahan perlu kolaborasi untuk menekan angka TBC ini. Konteks yang diharapkan mulai dari penanganan hingga obat, yang diberikan kepada penderita bisa dilakukan dengan maksimal. Sehingga lama waktu penyembuhan TBC sekitar 6 bulan itu bisa terpenuhi dan masuk data secara realtime.

“Konteks ini harus dilakukan, kolaborasi antar dinas dan kewilayahan. Kita bisa melakukan pencegahan dengan terus mengupdate data secara realtime. Saya minta Sekda untuk melakukan koordinasi dengan baik terkait pencegahan,” tegasnya.

Bambang mengatakan, para petugas yang melakukan pendampingan pun bisa terjadwal dengan baik. Seperti dari puskesmas dibantu jajaran kewilayahan, untuk memastikan obat yang diberikan dikonsumsi dengan tepat waktu.

“Upaya preventif bahkan juga promotif. Cek ke lapangan oleh setiap kader yang bertugas. Bila perlu lalukan sosialisasi kepada warga soal bahaya penyakit menular TBC ini,” tuturnya.

Ia menambahkan, soal data pun perlu di update dengan maksimal, yang terpenting itu yakni by name by address.

“Hasilnya data spasial. Sehingga camat, lurah, dan RT serta RW itu mudah untuk melakukan monitoring sebagai upaya intervensi,” ujar Bambang.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asep Saeful Gufron membeberkan, kasus dari awal tahun 2024 ini mencapai 4.800 hingga bulan Juni 2024.

Kendati demikian, jika dilakukan upaya secara masif terdapat hasil yang signifikan dalam penyembuhan yang terkena TBC.

“Kasus itu 4.800 mulai Januari-Juni 2024. Maka perlu pemetaan warga yang terkena TBC ini. Jika orang yang terkena TBC sudah dengan baik melakukan upaya penyembuhan, maka minimal bulan Juli ini menurun kasusnya,” ungkapnya.

Agar lebih sesuai target pemberian pelayanan soal TBC ini, lanjut dia, butuh pemetaan hingga data yang update. Pemerintah terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal soal kesehatan ini.

“Permasalahan saat ini, berapa data yang sembuh dari 4.800 kasus ini? Karena penyembuhan selama 6 bulan, pastinya minggu pertama Juli harus terkoordinasi hasilnya,” ungkap Asep.

“Tinggal sepakat, bahwa kita satu data. Manakala berapa data? Kita lihat Diskominfo. Kalau seandainya betul diketahui (data), tinggal petakan dan kordinasi dengan camat. TBC ini obatnya gratis diberikan kepada masyarakat,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, berbagai upaya tengah dilakukan oleh para kader baik puskesmas maupun petugas kesehatan.

“Kita terus berupaya untuk melayani masyarakat yang terkena kasus ini. Soal data kita pun akan berkoordinasi dengan Diskominfo,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana pun siap untuk berkoordinasi dengan dinas terkait, soal pengolahan data TBC yang ada di Kota Bandung.

“Kami akan tindaklanjuti arahan Pak Wali Kota, soal data. Kita akan kurasi dan update datanya. Besok kami akan rapatkan langsung,” ungkapnya.

Example 300250
Example 120x600