Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerah

FOPERA Rayakan Satu Tahun Usia Bersama Pewaris Otsus di Panti Asuhan Kasih Agape

×

FOPERA Rayakan Satu Tahun Usia Bersama Pewaris Otsus di Panti Asuhan Kasih Agape

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Tidak terasa Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya telah berusia satu tahun 32 hari menyertai hiruk – pikuk dinamika yang terjadi di provinsi termuda di Indonesia.

Fopera Papua Barat Daya dideklarasikan pendirian pada 17 Juni 2023 di Taman Sorong City oleh Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Muhammad Musa’ad.

Example 300x600

Usia satu tahun itu, ibarat bayi yang baru belajar berjalan. Seiring dengan keberadaan provinsi Papua Barat Daya yang baru berusia hampir 2 tahun.

Fopera Papua Barat Daya sendiri berisi kaum intelektual muda yang ikut serta berjuang bersama para founding father yang mendeklarasikan lahirnya Provinsi Papua Barat Daya.

Fopera Papua Barat Daya merayakan satu tahun usianya bersama dengan anak – anak dari Panti Asuhan Kasih Agape yang berada di Kampung Majaran Katapop II, Distrik Salawati Kabupaten Sorong.

Di Panti Asuhan Kasih Agape ada 47 anak Asli Papua. Mayoritas anak asuh tersebut berasal dari Maybrat. Dimana perayaan satu tahun Fopera berlangsung penuh hikmat dan gembira diselingi dengan penyerahan bantuan sepatu buat anak – anak yang mengaku sepatunya telah rusak. Lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun, tiup lilin dan potong kue ulang tahun.

“Ada yang biasa merayakan hari ulang tahun pertama dengan mewah, sehingga yang mereka undang-undang semua orang yang berkecukupan, ” ujar Ketua Umum Fopera Papua Barat Daya, Amos Yanto Ijie.

Fopera tentu saja berbeda, Fopera Papua Barat Daya memilih merayakan satu tahun usianya dengan berbagi bersama anak – anak Panti Asuhan.

Foto bersama Fopera dengan anak – anak Panti Asuhan Kasih Agape

“Kami memilih berbagi kasih, supaya kita menghindari kebiasaan merayakan hari jadi yang mewah. Kita kumpul kelebihan rejeki yang diperoleh untuk kita rayakan bersama -sama dengan adik-adik kita yang saat ini membutuhkan uluran tangan,” ucap Yanto Ijie.

Fopera tentu saja harus berbeda, sebab Fopera diisi oleh kaum intelektual muda yang juga adalah bagian dari perjalanan panjang perjuangan provinsi Papua Barat Daya sehingga provinsi ini hadir.

“Kami secara moril bertanggung jawab untuk mengawal provinsi ini, sehingga cita-cita yang diperjuangkan atau yang oleh para Foundinh kita yang mendeklarasikan provinsi ini dan memperjuangkan provinsi ini untuk main sejahterakan seluruh rakyat Indonesia terutama masyarakat Orang Asli Papua. Itulah yang melatarbelakangi sehingga kami anak-anak ini bersepakat membentuk forum pengawal perjuangan rakyat dengan visi atau moto kita adalah bersatu berjuang demi masyarakat adil makmur dan sejahtera,” ucap Yanto Ijie.

Fopera kata Yanto Ijie, menyampaikan apresiasi kepada ibu Merry Iriana Kawiran yang telah mendedikasikan diri selama 20 tahun untuk melayani dan membimbing generasi Orang Asli Papua.

“Ibu orang yang luar biasa, ibu Tuhan pilih dari sekitar 68000 penduduk di Papua Barat Daya untuk melayani kami orang Papua. Mereka semua yang ada disini adalah anak-anak asli Papua dari provinsi Papua Barat Daya, dimana 80 anak-anak di sini satu suku dengan saya ada, bahkan ada juga yang satu kampung juga dengan saya, ” kata Yanto Ijie.

Dikatakan Yanto Ijie, 47 anak yang sekarang ada di Panti Asuhan Kasih Agape ini, adalah pewaris dari Otonomi khusus (Otsus).

“Kita berharap kehadiran kami ini juga bisa menjadi surotan supaya pemerintah bisa melihat generasi pewaris Otsus yang nanti akan mengantikan kami semua ini. Kita semua yang ada ini akan termakan oleh usia dan akan kembali menghadap yang maha kuasa. Generasi ini adalah pewaris daripada Otonomi Khusus dan juga pewaris di Tanah Papua dan juga bagi bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Yanto Ijie.

Ketua umum Fopera berpesan pula kepada adik – adik yang ada di Panti Asuhan Kasih Agape, bahwa kalian 47 orang yang ada di tempat ini, adalah anak – anak istimewa dan terpilih.

Foto bersama usai penyerahan bantuan sembako dan sepatu sekolah buat anak – anak Panti Asuhan Kasih Agape

“Kalian adalah anak-anak istimewa, karena kamu bisa tinggal di tempat dengan baik, sebab tidak semua orang mendapat kesempatan didik seperti begini. Saya yang berdiri ini juga dulu pernah tinggal di asrama. Kalian anak-anak terpilih. Tadi bapak hamba Tuhan sampaikan bahwa pejabat hebat yang ada di negeri ini, seperti Yap Salossa, MR. Kambu, Jhon Piet Wanane, J.A Yumame mereka tumbuh dari asrama, ” kata Yanto Ijie.

Oleh karena itu, tambah Yanto, adik-adikku sekalian yang tinggal di sini, jangan berkecil sebab masa depan setiap orang ada di tangan tuhan.

“Tidak ada tertulis dalam alkitab, atau kitab suci mana pun bahwa nasib seseorang ditentukan oleh rumah yang bagus, punya mobil yang bagus atau fasilitas yang lengkap. Namun nasib setiap orang ditentukan oleh Tuhan dan atas kemauan kita sendiri. Adik – adik yang ada disini mungkin 20 tahun atau 30 tahun mendatang ada yang bisa jadi bupati, walikota, atau anggota Dewan dan pengusaha. Kalau ada yang tidak bisa jadi bupati, mungkin ada yang jadi istri bupati, istri anggota dewan atau istri pengusaha. Atau bahkan ada yang bisa menjadi istri gubernur, menteri dan mungkin saja bisa jadi istri Presiden, ” ucap Yanto Ijie memberi motivasi

Sementara itu, Ketua Yayasan Pemberdayaan Pendidikan Kristen Irene, Merry Iriana Kawiran katakan Yayasan Pemberdayaan Pendidikan Kristen Irene membawahi panti asuhan Bukot Hermon di Kota Sorong dan Kasih Agape di Katapop II Kabupaten Sorong.

“Secara keseluruhan kami mengasuh 90 anak. Kalau di Bukit Hermon itu anak – anak asli Papua ada yang dari Wamena, Pengunungan Bintang, Manokwari dan wilayah Sorong. Nah kalau di Kasih Agape ini memang mayoritas berasal dari Maybrat, ” ucap Merry.

Anak – anak yang berada di Panti Asuhan Kasih Agape ini, kata Merry, ada yang memang yatim piatu, ada yang orang tuanya memiliki ekonomi lemah.

“Mereka di Panti ini, ditekankan untuk selalu berdoa. Dalam keseharian mereka kita ada pelatihan seperti kerja kelompok, ketrampilan dan lain sebagainya, ” ujar Merry yang berdarah keturunan Chinesse dari Jakarta yang sudah 20 tahun mengabdi di Papua Barat Daya.

Anak – anak yang diasuh disini, Merry sampaikan, semua sekolah bahkan ada yang sudah sampai kuliah. “Ada juga yang dari Asmat itu, sedang persiapan ke Jepang. Ada juga yang dari Bintuni sudah jadi dokter. Sudah banyak alumni dari sini yang telah berhasil meraih cita – cita, ” ungkap Merry.

Kendala yang dihadapi selama mengasuh, Merry katakan, ada pada pola pertumbuhan anak.

“Kalau kita mengasuh dari anak – anak kecil , tentu saja hanya sebatas kenakalan anak – anak. Namun begitu bertumbuh remaja, SMA, kulaih memang agak kesulitan. Karena itu ada yang keluar dan ada yang masuk. Ya namanya juga panti kan ada aturan, tidak boleh keluar, tidak boleh merokok dan sebagainya. Karena tujuannya, agar mereka bisa menjadi anak – anak yang baik, ” Merry menuturkan.

Memang diakui Merry dulunya, gudang panti biasa terisi oleh bantuan sukarela dari masyarakat hanya pada bulan Desember. Namun setelah Corona gudang panti selalu terisi bantuan sukarela tidak hanya pada bulan Desember saja.

Sebagai ketua Yayasan, Merry memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas kepedulian dari kaum muda Papua yang tergabung dalam Fopera.

“Bantuan yang diberikan ini, tentu sangat luar biasa sekali buat kami, ” ujarnya sembari berharap Fopera bisa selalu mewakili masyarakat untuk kemajuan bersama.

Example 300250
Example 120x600