Lingkungan

Inilah Perusahaan Penyumbang Sampah Saset Terbesar di Indonesia

×

Inilah Perusahaan Penyumbang Sampah Saset Terbesar di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Daftar pencemar sampah saset (Sumber Greenpeace Indonesia)

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Greenpeace Indonesia membagikan informasi bahwa dari Oktober 2023 hingga Februari 2024, jaringan Break Free From Plastic (BFFP) mengadakan audit merek sampah saset di Indonesia, Filipina, Vietnam, dan India. Riset ini bertujuan untuk mendorong produsen untuk bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan.

Kemasan saset, meski murah dan praktis, menjadi masalah besar bagi lingkungan. Sifatnya yang sulit didaur ulang menyebabkan sampah saset sering berakhir di TPA dan mencemari perairan. Setiap tahunnya, sekitar 855 miliar saset terjual secara global, dan konsumsi di Asia Tenggara diproyeksikan mencapai 1,3 triliun pada 2027.

Di Indonesia, audit dilakukan di 34 lokasi oleh Greenpeace Indonesia, Ecoton, Walhi, Trash Hero Indonesia, dan YPBB. Dari 9.698 saset yang terkumpul, produsen terbesar yang ditemukan adalah Wings (1.251), Salim Group (672), Mayora Indah (629), Unilever (603), dan PT Santos Jaya Abadi (454).

Alaika Rahmatullah dari Ecoton menyatakan bahwa temuan ini menyoroti kurangnya tanggung jawab produsen terhadap dampak lingkungan. Sementara itu, Rima Putri Agustina dari Trash Hero Indonesia menekankan bahwa di Indonesia Timur, dengan banyak pulau kecil dan layanan pengumpulan sampah terbatas, masalah ini sangat akut.

Regulasi pemerintah, seperti peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 75 tahun 2019, mewajibkan produsen mengurangi sampah kemasan hingga 30%. Namun, implementasi masih sangat lemah. Hanya sedikit produsen yang transparan dalam usaha pengurangan ini.

Selain mengurangi produksi saset, solusi nyata lainnya adalah mendukung sistem guna ulang. Bisnis guna ulang seperti Kecipir, Alner, dan Hepicircle menunjukkan cara praktis mengatasi krisis ini. Pemerintah dan produsen harus lebih tegas dan inovatif dalam menerapkan solusi ini. Terlebih, kita hampir kehabisan waktu 🙁

Perjanjian plastik global yang sedang dinegosiasikan merupakan peluang besar untuk mengatasi krisis plastik ini. Kita butuh perjanjian yang kuat dan ambisius untuk mengurangi produksi plastik dan beralih ke sistem guna ulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *