TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat menyampaikan Hasil Pencacahan Lengkap ST2023 atau Sensus Pertanian 2023 Tahap pertama, Rabu (6/12/2023).
Kepala BPS Papua Barat, Ir. Merry, M.P mengatakan bahwa sensus diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 10 oleh BPS yang meliputi sensus penduduk, sensus pertanian, dan sensus ekonomi, seperti yang tertuang dalam undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
“Dari hasil ST2023, jumlah unit Pertanian di Papua Barat Daya sebanyak 33.023 unit. Unit usaha pertanian masih didominasi Usaha Pertanian Perorangan (UTP) yang berjumlah sebanyak 32.995 unit, ” ujar Merry saat menyampaikan rilis hasil Sensus Pertanian Tahap I di Aston Hotel, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (6/12/2023).
Sedangkan jumlah Perusahaan Pertanian
Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 16 unit, Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023
sebanyak 12 unit.
“UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, di mana UTP terbanyak terdapat di Subsektor Hortikultura, yakni mencapai 19,78 ribu unit usaha. Sementara, UPB terbanyak terdapat di Subsektor Perkebunan dan Kehutanan, yakni masing – masing sebanyak 6 unit usaha, “terang Merry.
Untuk UTL terbanyak terdapat di Subsektor Hortikultura dan Peternakan, yakni masing – masing sebanyak 5 unit usaha.
UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Sorong sebanyak 9.397 unit, atau mencakup 28,48% dari total UTP di Provinsi Papua Barat Daya. Sedangkan UTP paling sedikit terdapat di Kabupaten Maybrat sebanyak 3.247 unit atau mencakup 9,84% dari total UTP di Provinsi Papua Barat Daya.
Sementara UPB paling banyak terdapat di Kota Sorong dengan jumlah 5 unit atau 31,25 persen dari UPB di Provinsi Papua Barat Daya, dan UPB paling sedikit terdapat di Kabupaten Tambrauw dengan jumlah 1 unit UPB atau 6,25 persen dari UPB di Provinsi Papua Barat Daya.
Sedangkan UTL paling banyak terdapat di Kabupaten Raja Ampat dengan jumlah 6 unit atau 50,00 persen dari UTL di Provinsi Papua Barat Daya. UTL paling sedikit terdapat di Kota Sorong dengan jumlah 2 unit atau 16,67 persen dari UTL di Papua Barat Daya.
Selain itu, data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital, yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
“Petani Milenial merupakan petani berusia 19- 39 tahun, atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan. Petani, dalam hal ini, adalah UTP yang hanya berusaha pada subsektor anaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, “jelas Merry.
Berdasarkan hasil ST2023, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sebanyak 10.090 orang atau 37,86 persen dari total petani di Provinsi Papua Barat Daya yang sebanyak 26.652 orang.
Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 1.474 orang (5,53 persen) dan tidak petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital. Tabel 3 Jumlah Petani Umur 19–39 Tahun dan/atau menggunakan teknologi digital, “pungkasnya.