TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XIV Kemendikbud Papua dan Papua Barat, Dr. Surya Samuel Mofu menghadiri sekaligus memberikan materi pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik Saint Paul Sorong, Selasa (22/08/2023).
Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik Saint Paul Sorong tahun 2023 diberi tema “Membentuk Kualitas Diri Calon Mahasiswa Yang Berkarakter Dalam Menghadapi Tantangan Global”.
Asisten Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Antar Lembaga Politeknik Saint Paul Sorong, Herry F.R Widjasena, ST.,MT menuturkan kehadiran Kepala LL DIKTI Wilayah XIV Kemendikbud Papua dan Papua Barat, Dr. Surya Samuel Mofu untuk memberikan materi tentang Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
Menurut Herry, kehadiran Revolusi industri 4.0 menjadi titik tolak transformasi yang menyeluruh di dunia kerja yang lebih memberikan peran kepada teknologi digital dan internet melalui Peran Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligentia). Oleh karena itu perlu adaanya attensi yang lebih dari manusia melalui revolusi society 5.0 untuk mampu mengendalikan kehadiran teknologi informasi dengan baik.
Disebutnya, era society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik. Integrasi tersebut dilakukan untuk membuat semua hal menjadi lebih mudah. Keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan memanfaatkan sistem yang sangat mengintegrasikan kedua hal tersebut membuat semua hal menjadi mudah, terutama memperluas prospek kerja.
Untuk itu, Politeknik Saint Paul Sorong mengundang Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XIV Kemendikbud Papua dan Papua Barat, Dr. Surya Samuel Mofu untuk memberikan materi tentang bagaimana kehadiran perguruan tinggi untuk membentuk Sumber Daya Manusia Papua untuk menantang tantang Global.
“Kita undang beliau ( Dr. Surya Samuel Mofu red ) untuk memberikan gambaran tentang bagaimana kehadiran perguruan tinggi untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, bagaimana membentuk karakter mahasiswa,” beber Asisten Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Antar Lembaga Politeknik Saint Paul Sorong.
Tantangan global adalah tantangan dunia baru yang melibatkan semua manusia, tidak di pandang itu dari manusia mana, asal usul mana, namun tantangan global melibatkan semua manusia di dunia.
Ada tiga hal penting yang di sampaikan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XIV Kemendikbud Papua dan Papua Barat, yaitu :
- Inspirasi. Berdoa dan bersyukur atas kehidupan dan kebaikan yang Tuhan berikan bagi kita. Dan tempatkan inspirasi sebagai arah jalan kita.
- Attention. Kendalikan perhatian maka anda akan sukses. karena dihari ini perkembangan IPTek begit cpt. Harus kendalikan diri, Kalau tidak perhatian kita dicuri oleh Teknologi.
- Quality is my identity. kerjakan dengan kualitas terbaik anda. Lebih kepada sikap terhadap sebuah komitmen. Ulet, rajin dan semangat. itulah kualitas anda yg sebenarnya. Tunjukan kalau anda layak dipercaya.
Sebelum mengakhiri wawancara dengan media ini, sebagai anak Papua Herry F.R Widjasena mengatakan Sebagai anak Papua kita harus mempunyai kualitas dan atensi yang baik di atas tanah sendiri.
Herry F.R Widjasena mengajak semua anak-anak Papua untuk sama-sama memikirkan SDM Generasi Muda Papua untuk menjawab tantangan Global, Ia menyadari ada Perbedaan Politik, Pemerintahan yang terjadi dalam anak-anak Papua, namun menurutnya hal tersebut harus di kesampingkan guna menyelamatkan generasi Papua yang disebut Generasi Papua Emas Tahun 2045.
“Mari kita sebagai anak-anak Papua, kita sama-sama memikirkan SDM dari sekarang untuk menjawab tantangan di masa depan yang lebih baik, perbedaan politik, pemerintahan tapi ingat, mari kita buat atensi untuk menjawab SDM di masa yang akan datang yang di sebut Papua Emas Tahun 2045,” Ungkapnya.
Dijelaskan Asisten Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Antar Lembaga Politeknik Saint Paul Sorong anak Papua yang berada hari inilah yang bertanggung jawab untuk menyelamatkan SDM Anak-anak Papua di tahun akan datang.
“Siapa yang bertanggung jawab untuk generasi Papua 10 sampai 20 tahun akan datang kalau bukan anak-anak Papua yang ada saat ini,” tutup Herry F.R Widjasena