TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menyayangkan pengolahan komoditas tambang batubara, nikel, bauksit, aluminium, baja, dan besi lebih didominasi oleh pekerja dari China, bukan dilakukan oleh anak bangsa sendiri.
“Kita memang kaya, bangsa ini semua punya, tetapi yang mengolahnya sebagian besar dari China,” kata JK saat berpidato dalam acara Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, dikutip Minggu (21/5/2023).
Wapres RI ke-10 dan 12 itu mengaku kecewa dengan pengelola yang melulu membawa buruh dan pekerja dari China, sementara yang didapatkan oleh pemerintah Indonesia hanya berupa pajak kecil saja. Di sisi bersamaan, rakyat bangsa sendiri banyak menganggur.
“Untuk kepentingan mereka alam kita tergerus hanya untuk mendapat sedikit (pajak),” katanya.
JK pun mempertanyakan, jika dibalik, maka belum tentu pemerintah Tiongkok bersedia menerima dan menyerap pekerja dari Indonesia.
“Apakah China menerima pekerja kita untuk menambang di China? Pasti dia tidak mau. Apakah Amerika mau menerima kita orang seribu untuk kerja di sana? Tentu tidak,” ucapnya.
Menurut JK, realitas ini terjadi lantaran pemerintah tidak percaya dengan rakyatnya sendiri.
Padahal, menurut dia, bangsa Indonesia sudah mampu mengelola sumber daya alam (SDA) sendiri. Dia mengeklaim punya unit usaha yang dikelola bukan oleh orang asing.
“Bangsa ini sanggup bikinnya dan kita buat 100% buatan rakyat. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sekarang, kita bikin smelter dan orang kita bisa membuatnya. Kita bikin 99% pekerjanya anak-anak muda dari kampung, hanya tiga orang dari China,” kata Jusuf Kalla.
Menurut JK, tenaga asing itu tetap dipakai namun hanya untuk sebatas mengawasi pemasangan atau instalasi saja.
“Kalau kita sendiri tidak percaya kekuatan kita maka bangsa ini tidak percaya, itulah tentu tugas kita semua untuk menyejahterakan rakyat bangsa ini,” kata Jusuf Kalla.