TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Maluku Murad Ismail disebut emosinya pecah lantas memukuli meja di Kantor DPP PDI Perjuangan (PDIP), Jakarta. Kala itu Murad hadir untuk dimintai klarifikasi menyoal alasan istrinya pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).
Hal itu dikatakan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat usai mendaftarkan bakal calon anggota legislatif (bacaleg) PDIP di Kantor KPU Pusat, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).
“Beliau marah-marah sambil memukul-mukul meja. Beliau tidak mau penjelasan dari DPP PDIP, saya dan Pak Komarudin Watubun, malah beliau marah-marah,” kata Djarot diberitakan TeropongNews, Jumat (12/5/2023).
Djarot menjelaskan, PDIP punya aturan mengenai suami-istri tidak boleh berbeda partai. Akan tetapi, Murad yang pernah menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korps Brimob Polri itu tidak mau menerimanya.
Saat dijelaskan soal aturan partai tersebut, kata Djarot, Murad malah balik badan meninggalkan ruang pertemuan.
“Begitu beliau dipanggil hadir, beliau marah-marah dengan emosi yang sangat tinggi, intinya itu menolak berbagai macam aturan peraturan PDIP ketika kita tunjukkan bahwa ada peraturan-peraturan PDIP nomor 25 A salah satu pasalnya melarang suami-istri untuk beda partai,” ucap Djarot.
Djarot berkata, PDIP tentu mempunyai disiplin partai, ideologi, dan organisasi. PDIP pun memutuskan mencopot jabatan Murad sebagai Ketua DPD PDIP Maluku sekaligus sebagai kader Banteng Mocong Putih.
“Partai memutuskan untuk memberhentikan Pak Murad sebagai Ketua DPD PDIP Maluku karena melanggar aturan partai,” ucapnya.
Djarot lantas melaporkan hal ini kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Partai pun langsung mencopot Murad dari jabatan partai selaku Ketua DPD PDIP dan menunjuk Benhur Watubun sebagai pengganti dan Mercy Barend sebagai sekretaris. Bagaimanapun juga Murad tetaplah petugas partai.
“Ini menunjukkan bahwa kader partai dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji. Dia sebagai kader partai perlu diberikan sanksi yang tegas dan Pdi Perjuangan prinsipnya adalah suami-istri itu tidak boleh berbeda partai” kata Djarot Saiful Hidayat