TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi Food Estate, di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Selasa (21/3/2023). Menurut dia, pemerintah tengah menyiapkan 10.000 hektare lahan untuk ditanami jagung.
“Tapi sekarang yang sudah disiapkan land clearing, kemudian pengolahan tanah baru 500 hektare, tahun depan 2.500 hektare, tetapi yang ditanam hari ini baru 100 hektar,” kata Presiden Jokowi saat meninjau Food Estate di Keerom, dipantau dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (22/3/2023).
Jokowi memprediksi, pada Juni 2023 mendatang food estate jagung ini mulai bisa dipanen, meski tonasenya tidak sebanyak di Pulau Jawa. Dia mengharapkan tonase panen jagung Papua bisa terus meningkat dari waktu ke waktu.
“Mungkin pertama tidak apa-apa 4-5 ton dan saya harapkan yang penanaman kedua naik lagi menjadi 6 ton, yang ketiga berada pada posisi yang baik,” katanya.
Jokowi pun mengingatkan kepada Bupati Keerom dan Menteri Pertanian, apabila jagung di food estate ini sudah bisa dipanen, maka pembelinya harus jelas dan jangan sampai merugikan petani.
“Siapa yang menyiapkan harus jelas, pascapanen harus jelas harganya sehingga petani jangan sampai nanti dirugikan,” tuturnya.
“Setelah panen harus dipastikan sehingga kita coba dulu 100 hektare, itu besar juga, itu kalau proyektor dapat 5 ton berarti sudah 500 ton. Itu besar banget kalau jagung,” ujar Jokowi lagi.
Jokowi juga mendorong agar hasil dari penanaman jagung di food estate Kabupaten Keerom ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di Papua.
“Karena di sini pun juga masih kurang suplai jagung untuk pakan ternak masih kurang baik untuk ayam petelur, ayam daging, maupun untuk babi dan sapi,” ucapnya.
Jokowi pun meminta petani tak perlu ragu dengan sisi pengairan di food estate. Sebab, pemerintah juga akan membuat saluran irigasi.
“Untuk pengairan irigasi akan dikerjakan agar air sangat melimpah harus dibuat drainase, sudah ketahuan semuanya sehingga nanti kapasitasnya sekali panen itu 70.000 ton sehingga memang harus dipakai untuk tanah Papua dan Papua Barat,” kata Presiden Jokowi.