TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan beberapa kebijakan yang terangkum dalam Merdeka Belajar. Literasi menjadi salah satu episode dalam Merdeka Belajar yang diluncurkan pada bulan Februari lalu, yaitu Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
Program tersebut berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan bagi guru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI menyampaikan bahwa tahun 2022 Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Dari buku-buku bacaan bermutu tersebut, pemanfaatannya telah dirasakan di beberapa daerah.
“Kami sudah mendengar cerita yang luar biasa di lapangan, dari buku bacaan bermutu yang disediakan Kemendikbudristek tahun lalu, anak-anak SD Tefila Rote-Ndao, Nusa Tenggara Timur memanfaatkan buku untuk kegiatan membaca mandiri. Selain itu, SDN 7 Kesiman, Denpasar, memanfaatkan proyektor dan platform digital untuk menggantikan big book. Ini merupakan hal yang cukup revolusioner,” kata Nadiem, di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi upaya konkret yang dilakukan Kemendikbudristek. Menurutnya, ketersediaan buku-buku berkualitas merupakan langkah tepat yang ditunggu-tunggu masyarakat.
“Saya juga sempat mengecek website, mudah diakses. Bukunya keren-keren, visualisasinya menarik anak-anak, temanya juga menarik termasuk di dalamnya sudah ada isu kesehatan dan kebencanaan. Saya salut dengan kebijakan literasi ini,” ujar Hetifah.
Anggota Komisi X DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur X, Zainuddin Maliki mendukung kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-23 yang digulirkan Kemendikbudristek. Dikatakan Zainuddin, perubahan literasi akan lebih efektif jika disertai dengan buku bacaan bermutu.
“Kemampuan membaca dan mendengar anak-anak akan lebih efektif jika disertai buku bacaan bermutu, semoga kebijakan ini dapat dinikmati oleh para pegiat literasi,” kata Zainuddin.
Dalam kesempatan yang sama, Mendikbudristek menjelaskan Program Merdeka Belajar Episode ke-8: SMK Pusat Keunggulan yang telah diluncurkan pada tahun 2021.
Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) merupakan katalis perwujudan visi pendidikan Indonesia melalui transformasi SMK, salah satunya dengan pemadanan dukungan industri. Hasilnya, lanjut dia, pada tahun 2022 program SMK PK telah menjangkau 27,7 persen dari total siswa SMK di Indonesia, meningkat sebanyak 9,18 persen dari Program SMK PK dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, sebanyak 1.401 SMK PK telah tersebar di 34 Provinsi dan telah menjangkau 365 kabupaten/kota.
“Tahun 2023, secara akumulatif akan dikembangkan SMK PK yang diproyeksikan mencakup 30,50 persen dari total siswa SMK di Indonesia di sekitar 1.551 SMK PK, dan di tahun 2024 target kami mencapai 41 persen. Kemendikbudristek memprioritaskan SMK PK berdasarkan seberapa besar jumlah muridnya, dan ini cara kami melihat bahwa resource kita digunakan secara efektif untuk membantu masyarakat,” jelas Nadiem.
Dari program SMK PK yang telah dijalankan, Mendikbudristek mengungkapkan beberapa kontribusi tertinggi dari satu industri. PT. Panasonic Manufacturing Indonesia (Panasonic) memberikan skema pemadanan dana (SPD) pada 20 SMK PK dengan total investasi sebesar Rp7,2 M untuk memperkuat pool talenta tenaga kerja. Kemudian, PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) memberikan total investasi Rp5 M untuk SMK PK Wisudha Karya Kudus dalam rangka mengembangkan KK Mekatronika.
“Selain itu, industri juga memberikan dukungan lebih untuk mengembangkan SMK, contohnya PT Astra Internasional Tbk. (Astra Internasional) yang melibatkan anak perusahaannya. Revitalisasi SMK (SMKS PGRI 2 Ponorogo dan SMKS Muhammadiyah 1 Kepanjen) tidak hanya pada kompetensi keahlian yang menjadi Pusat Keunggulan, melainkan juga pada kompetensi keahlian lain di SMK yang sama,” ucap Nadiem.
Tahun lalu, dijelaskan oleh Mendikbudristek bahwa sebanyak 373 SMK PK yang dipilih industri dikurasi dan ditetapkan mendapatkan SPD. Selain itu, 349 industri ditetapkan menjadi mitra SPD, dan total komitmen invetasi industri mencapai Rp439,25 M.
“Tahun ini, 557 SMK telah dikurasi, 527 industri yang nilai investasinya telah dikurasi, dan nilai hasil kurasi per 27 Maret mencapai Rp403 M. Ini adalah investasi yang dilakukan industri,” tuturnya.