TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Rektor Universitas Victory Sorong, Prof.DR.Roxy Suripaty, SH, MH menepis tudingan Ketua GMNI Kota Sorong Bung Angky Dimara yang menuding Pimpinan Perguruan Tinggi Tersebut arogan dalam mengambil keputusan mengeluarkan dua mahasiswa/i pada kampus tersebut belum lama ini.
Roxy Suripaty menjelaskan Universitas Victory Sorong merupakan perguruan tinggi yang di kelola oleh yayasan, dijelaskan pula bahwa kedua mahasiswa/i yang dikeluarkan belum lama ini merupakan perintah pemilik yayasan, Bukan keputusan Rektor seperti yang diberitakan sebelumnya.
“Pemberhentian dua mahasiswa/i ini bukan keputusan rektor, pemberhentian kedua mahasiswa tersebut merupakan hak yayasan, yayasan mau kasih berhenti, itu hak yayasan, ini bukan negeri supaya proses mengeluarkan mahasiswa harus menunggu persetujuan dari pusat, ini kampus yayasan jadi semua keputusan adalah hak yayasan, sebagai rektor kita hanya menjalankan perintah dari atas (pemilik yayasan red),” ujar Rektor Universitas Victory Sorong melalui sambungan telepon Sabtu, (3/12/2022).
Rektor Universitas Victory Sorong menjelaskan yang saat ini melakukan demonstrasi di depan pintu masuk perguruan tinggi tersebut merupakan mahasiswa yang berasal dari luar kampusnya dan bukan mahasiswa Universitas Victory Sorong.
“Yang demo sekarang bukan mahasiswa kita, ini mahasiswa luar,” ujarnya.
Terkait tuduhan pelecehan seksual yang disebutkan, ia menjelaskan saat ini proses hukum sedang berjalan di Polres Sorong Kota, menurutnya apa yang dituduhkan kepada salah satu oknum dosen terkait dugaan pelecehan seksual. Silahkan dibuktikan di Kepolisian.
“Sementara ini proses hukum sementara berjalan di kepolisian terkait dugaan pelecehan seksual, buktikan di kepolisian kalau ada pelecehan seksual,” beber Dr Roxy Suripaty yang juga memiliki nama besar dalam penegakan hukum di Kota Sorong ini.
Disinggung terkait tindakan arogansi, pengacara senior yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Victory Sorong membantah jika dirinya sebagai pimpinan universitas sama sekali tidak ada tindakan arogansi, masih kata Rektor, kedua mahasiswa tersebut telah dikeluarkan atas perintah pemilik yayasan sehingga bukan lagi menjadi mahasiswa Universitas Viktory Sorong.
“Tidak ada yang arogansi, Kedua mahasiswa ini kan sudah di berhentikan, jadi bukan mahasiswa kita lagi. Ada apa dia takut keluar dari kampus viktory, kampus viktory cukup bagus mangkali sampai dia takut keluar, Ada apa…? sampai tidak mau keluar dari Kampus ini, ini kampus paling bergensi kapa..?,” ucap Rektor Universitas Viktory Sorong dengan nada Papua yang kental.
Sebelum mengakhiri sambungan telepon, Dr Roxy Suripaty, SH,. MH menjelaskan bahwa Perguruan tinggi yang dipimpinnya akan tetap eksis berlandaskan Tuhan dan menjadi perguruan tinggi yang mencetak generasi Papua untuk masa yang akan datang.
“Kita percaya universitas viktory tidak akan mati, universitas viktory akan tetap eksis di tanah Papua, karena kampus Viktory berdiri atas landasan Tuhan,” tutupnya.