TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyambut hangat rencana kunjungan Presiden Iran ke Indonesia, yang dijadwalkan akan datang sekitar Januari atau Februari 2022.
Dirinya juga mengapresiasi peran delegasi Iran yang telah berperan aktif mendukung gagasan MPR RI membentuk Consultative Assembly Forum, sebuah Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya.
Bamsoet menjelaskan, kerjasama dalam pembentukan Consultative Assembly Forum ini semakin menguatkan kerjasama antara Indonesia dengan Iran yang selama ini terfokus pada peningkatan diplomasi ekonomi. Tercatat nilai perdagangan kedua negara naik sepanjang dua tahun terakhir, dari sekitar 142 juta dolar AS pada tahun 2019 menjadi 216 juta dolar AS di tahun 2020.
“Iran dan Indonesia juga dapat bekerjasama menjadi jembatan bagi dua pasar besar ASEAN dan ECO (Economic Cooperation Organization) yang mencakup negara-negara seperti Azerbaijan, Afghanistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Pakistan, Turki, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan,” ujar Bamsoet usai menerima delegasi Iran dalam Konferensi Internasional Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, sejak Februari 2006, Indonesia dan Iran telah memiliki persetujuan bilateral yang membebaskan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Sejak April 2006 kedua Pemerintah juga telah mengesahkan kebijakan pemberian visa on arrival bagi pemegang paspor biasa bagi kedua negara yang melakukan kunjungan singkat ke masing-masing negara.
Ia menuturkan, di sektor pariwisata, jumlah wisatawan Iran ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga terus meningkat. Dalam 3 tahun terakhir, rata-rata KBRI menerbitkan sekitar 500 visa berbagai jenis per tahun.
“Umumnya wisatawan Iran berkunjung ke Indonesia bukan semata untuk berlibur, namun juga untuk kegiatan dagang. Mereka datang berkunjung dan berbelanja di pusat-pusat perdagangan seperti Mangga Dua atau Tanah Abang di Jakarta untuk kemudian dikirim ke Iran,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, hubungan people to people contact antara Iran dan Indonesia telah terjalin sejak di masa lampau. Sejarah mencatat, para saudagar Iran (Persia) sejak ribuan tahun yang lalu sudah melalui ‘jalur sutra’ ataupun ‘jalur rempah’ mendatangi nusantara, melakukan interaksi sosial dan budaya dengan masyarakat setempat hingga melakukan aktivitas perdagangan.
“Karena kuatnya ikatan emosional yang dihasilkan dari eratnya interaksi antara bangsa Indonesia dengan bangsa Iran, tidak heran jika di Indonesia terdapat beberapa tradisi sosial, budaya dan keagamaan yang mirip dengan di Iran. Sebagai contoh, terdapat sekitar 400 kosakata bahasa Persia yang kini diserap dalam bahasa Indonesia keseharian, seperti kata saudagar dan tajir,” tuturnya.